Tiga Siswa SD Surabaya Juara Robotika Asia Pasifik 2025, Harumkan Nama Indonesia di Abu Dhabi
ABU DHABI, iNewsSurabaya.id – Tiga siswa sekolah dasar asal Surabaya mengharumkan nama Indonesia di kancah global. Mereka adalah Darrel Danendra Kusumo, Muhammad Kahfi Aflah, dan Arkha Nino Adyatama—tiga anak berusia 11 tahun yang tergabung dalam Tim Robokind Club SD Muhammadiyah 4 Surabaya.
Dengan robot hasil rancangan mereka sendiri, ketiganya meraih tiga penghargaan utama pada ajang RoboCup CoSpace Autonomous Driving Asia Pasifik 2025 yang digelar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada 10–14 November 2025.
Prestasi Robokind bukan muncul secara tiba-tiba. Sejak hari pertama kompetisi, performa mereka sudah mencuri perhatian juri internasional. Robot yang mereka bangun mampu menaklukkan tantangan teknologi seperti navigasi otonom, analisis data sensor, hingga pengambilan keputusan secara otomatis—kemampuan yang biasanya dikuasai pelajar tingkat atas.

Namun yang lebih membanggakan, mereka tidak hanya unggul pada aspek teknis. Robokind juga dinilai menonjol dalam kerja sama lintas negara, dokumentasi pembelajaran, hingga kontribusi mereka dalam berbagi pengetahuan kepada peserta lain.
Kombinasi inilah yang akhirnya mengantarkan ketiga siswa itu membawa pulang tiga gelar bergengsi: The Best Super Team, The Best Learning Journal dan The Best Influencer
Langkah menuju Abu Dhabi dimulai sejak Agustus 2025. Saat itu, Robokind menjuarai National Robotics Competition Singapore 2025, mengalahkan ratusan peserta dari berbagai negara Asia Tenggara.
Kemenangan tersebut menjadi tiket satu-satunya bagi Indonesia untuk tampil di tingkat Asia Pasifik.
Perjalanan mereka tidak mudah. Latihan panjang penuh percobaan dan kegagalan menjadi bagian dari proses yang mereka jalani setiap hari. Pelatih mereka, Iwan Kurnianto Wibowo, menyampaikan kebanggaannya.
“Anak-anak ini punya tekad luar biasa. Mereka tidak berhenti sebelum menemukan solusi terbaik,” ujarnya.
Program robotika di SD Muhammadiyah 4 Surabaya awalnya hanyalah kegiatan ekstrakurikuler kecil. Namun minat siswa yang terus bertambah serta dukungan orang tua dan sekolah membuat program ini berkembang cepat.
Kepala Sekolah, Ustadz Edy Susanto, melihat prestasi Robokind sebagai bukti potensi besar siswa Indonesia dalam teknologi masa depan.
“Yang mereka butuhkan hanyalah kesempatan dan bimbingan. Prestasi ini menunjukkan bahwa anak-anak kita mampu bersaing di level internasional,” ungkapnya.
Keberhasilan Robokind tidak hanya berarti kemenangan bagi Surabaya atau sekolah mereka. Lebih dari itu, kisah tiga siswa ini menjadi simbol bahwa pendidikan robotika, artificial intelligence, dan teknologi modern bisa diperkenalkan sejak sekolah dasar.
Prestasi mereka membuka mata banyak pihak bahwa generasi muda Indonesia mampu bersaing global jika diberi ruang dan fasilitas yang memadai.
Kini, kisah Robokind menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk berani investasi pada pendidikan berbasis teknologi. Dari tangan-tangan kecil yang penuh rasa ingin tahu, tumbuh harapan baru bahwa masa depan inovasi Indonesia sangat cerah.
Editor : Arif Ardliyanto