Selanjutnya, ia meminta kepada para peserta apel untuk melakukan pemilahan terhadap warga yang terdampak Covid-19 (kehilangan pekerjaan). Sebab, warga tersebut tidak termasuk dalam kategori MBR.
“Kalau dia masih punya rumah atau aset, maka dia tidak masuK MBR. Tapi saya yakin dengan para Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, pendataan itu akan lebih tepat untuk memberikan manfaat kepada warga Surabaya,” terang dia.
Sebab, menurutnya, seluruh aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah dilakukan secara Padat Karya. Yakni, semua anggaran yang digunakan Pemkot Surabaya digunakan oleh UMKM Kota Pahlawan. “Di tahun 2023 sesuai dengan Peraturan Presiden, 40 persen anggaran barang jasa Pemkot Surabaya atau Kementrian itu wajib dikerjakan oleh UMKM,” kata dia.
Dengan semangat yang dimiliki para Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, ia meyakini bahwa mereka bisa ikut mencegah penularan Covid-19. Sehingga ekonomi di Kota Surabaya bisa terus berjalan. “Semangat melawan Covid-19 ini bisa kita tularkan untuk melawan kemiskinan. Covid-19 bisa kita lewati, maka kemiskinan juga bisa kita lewati,” tegas dia.
Sementara itu, PLT BPBD Kota Surabaya Ridwan Mubarun mengatakan bahwa kegiatan tersebut untuk memperkuat dan menjaga situasi pandemi Covid-19 di Kota Surabaya agar tetap terkendali. Serta, meningkatkan ketangguhan Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo dalam Penanganan Covid-19 di lingkungannya.
“Dan mengajak partisipasi aktif Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo dalam kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya di lingkungannya. Kegiatan diikuti oleh 5.192 orang dari 1.298 Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo yang ada di tingkat RW dan 1.361 Ketua RW se-Kota Surabaya,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait