SURABAYA, iNews.id - Bagi pengendara, ban sepeda motor atau mobil menjadi salah satu faktor keselamatan. Apalagi jika menempuh perjalanan panjang. Selain faktor kantuk, kondisi ban yang kempis juga menjadi salah satu penyebab kecelakaan tunggal dijalan raya.
Nah, untuk mengantisipasi agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan, alangkah baiknya sedia payung sebelum hujan. Sebelum memacu kendaraan, penting bagi pengendara untuk memastikan ban dalam keadaan siap paki. Namun untuk berjaga-jaga, pengendara bisa memasang alat pengukur tekanan ban wireless pada kendaraan.
Alat ini merupakan inovasi teknologi otomotif yang dibuat oleh Satria Adi Muhammad. Mahasiswa S1 Teknik Komputer Universitas Dinamika (Undika) Surabaya tersebut membuat alat pengukur tekanan ban wireless pada kendaraan. Tujuannya untuk memudahkan pengendara motor atau mobil saat controlling udara pada ban.
"Dengan alat ini, pengendara motor bisa mengecek tekanan atau controlling ban, bahkan saat berkendara, karena ada alarm batas minimum," kata Satria.
Satria menjelaskan, alat pengukur tekanan ban motor yang menggunakan sensor MPX5700AP ini terdiri dari 3 alat. Terdiri dari dua sensor yang dipasang di ban depan dan belakang. Kemudian satu alat penerima yang digunakan untuk melihat tekanan ban tersebut. Namun jika digunakan mobil membutuhkan empat alat sensor yang dipasang di setiap roda.
"Alat sensor tersebut dipasang langsung di pentil ban kendaraan, lalu ada satu alat penerima yang akan terus memunculkan angka tekanan ban. Sehingga pengendara bisa memonitoring tekanan ban lewat alat penerima tersebut," terangnya.
Kata dia, alat pendeteksi angin ban motornya tidak memerlukan kabel dan terlihat rapi di tempat yang kecil. Karena sudah dilengkapi dengan wifi lokal yang terpasang di alat penerimanya. Sehingga pengendara bisa mengatur alarm ke alat deteksi sesuai dengan keinginan pengguna kendaraan.
"Misalnya pengguna motor mengatur tekanan ban motor depan 30 yang belakang 35, jika mobil biasanya 35 sampai 40, nah kalau kurang dari itu alarm akan berbunyi sebagai tanda kalau tekanan ban kurang," kata dia.
Kedepannya, Adi ingin mengembangkan alat ini akan disambungkan dengan smartphone untuk lebih memudahkan memonitoring tekanan ban kendaraan. Sehingga bisa banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Rektor Undika, Prof Budi Jatmiko, menambahkan selama ini beberapa mahasiswa Teknologi Komputer kerap berinovasi aplikasi untuk motor maupun mobil. Untuk itu, agar semakin meningkat dan inovasi teknologi otomotif yang dibuat oleh para mahasiswa dan dosen Universitas Dinamika (Undika) bermanfaat, pihak kampus menjalin kerjasama dengan Komunitas Honda Brio Club Indonesia (HBCI).
“Seperti alat deteksi kantuk, alat deteksi tekanan ban mobil menggunakan wireless dan masih banyak lagi,” kata Prof. Budi.
Dengan melakukan kerjasama dengan komunitas HBCI ini, nantinya Undika akan melakukan diskusi terkait pengembangan alat atau inovasi yang dibutuhkan oleh pengendara di Indonesia, atau bahkan di dunia.
Ia juga menjelaskan, saat ini Undika membutuhkan pihak terkait dalam membuat sebuah teknologi baru, agar inovasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Sehingga inovasi yang dibuat oleh civitas bisa benar-benar bermanfaat.
Kerjasama yang terjadi ini merupakan kerjasama pertama yang berhubungan dengan dengan dunia otomotif, Undika sadar, untuk penngembangan teknologi dibidang otomotif juga membutuhkan masukan dari stakeholder lainnya. Selain itu, tidak lama ini Undika akan meluncurkan inovasinya berupa mobil listrik.
Sementara itu Ketua HBCI, Rudi Prayetno, menyampaikan bersedia dan berkomitmen mendukung pengembangan inovasi teknologi Undika, khususnya bidang otomotif.
“Inovasi seperti pengingat atau alarm kantuk atau lainnya ini sangat diperlukan. Apalagi selama ini terjadinya kecelakaan karena human error,” katanya. Ia berharap, komunitas HBCI kedepannya bisa mendukung pengembangan atau inovasi yang dibuat oleh Undika.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait