SURABAYA, iNews.id - Bagi masyarakat perkotaan, sampah selalu menjadi masalah. Meskipun sudah ada petugas khusus yang mengangkut sampah, namun masih saja ada sampah yang berserakan.
Fenomena itu ternyata ditangkap oleh salah satu kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Selama KKN di kawasan Bulak Surabaya, mereka mencoba merakit Alat Pembakar Sampah Rendah Emisi. Sekilas, alat itu terlihat sederhana. Namun manfaatnya cukup luar biasa.
Berbahan drum oli bekas, pipa besi, elbow besi, tutup pipa paralon, pipa paralon, elbow paralon, T paralon, dinamo pompa air, adaptor 12 volt, selang 3/8, nozel spray, T selang 3/8, kran dan cat anti karat, mahasiswa mendesain sedemikian rupa sehingga Alat Pembakar Sampah Rendah Emisi terlihat menarik jika ditaruh di taman.
Salah satu tim pembuat alat, Dikki Yostiano mengatakan, inovasi alat pembakar sampah dari timnya ini merupakan alat yang sederhana dan ramah lingkungan, karena menggunakan metode spray air.
Bahkan bisa memberikan dampak besar dalam mengurangi polusi udara, pemanasan global dan kelangsungan hidup bersih pada masyarakat.
"Asap dari pembakaran akan menjadi pupuk cair, sehingga mengurangi emisi," katanya saat ditemui di pameran produk inovasi mahasiswa KKN UM Surabaya tahun 2022, di UM Surabaya, Selasa (30/8/2022).
Dikki menjelaskan, cara kerja alat pembakar sampah ini sangat mudah. Sampah cukup dimasukkan kedalam drum, lalu ditutup bagian atasnya. Kemudian sampah dibakar secara manual dari bagian bawah.
Selanjutnya tinggal menyalakan exhaust fan dan sprayer water. Asap akan terhisap oleh exhaust fan lalu akan melewati sprayer.
'Air yang dikeluarkan sprayer akan menangkap karbon-karbon hasil pembakaran lalu dialirkan kebawah menuju bak air yang sudah disediakan. Lalu air dihisap pompa dan disalurkan ke spray lagi. Sehingga terjadi sirkulasi," jelasnya.
Sedangkan proses pembakaran sendiri bisa memakan waktu 2 jam hingga 1 hari tergantung jenis sampahnya. Dalam sekali pembakaran, alat pembakar sampah rendah emisi ini mampu menampung 20 kg sampah.
"Air yang terkumpul didalam bak dan abu sisa pembakaran bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman," ungkap Dikki.
Ia menegaskan, alat yang dirakit oleh mahasiswa lintas disiplin ilmu tersebut aman dari kebakaran, karena pembakaran dilakukan di ruang tertutup. Selain itu, dari sisi harga juga sangat ekonomis. Hanya membutuhkan biaya sekitar Rp1 juta untuk membeli bahan.
Saat ini, inovasi mahasiswa UM Surabaya ini sudah diplikasikan di kawasan Bulak Surabaya, Jawa Timur.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait