Buat Pencari Kerja, Sebelum Melamar Perhatikan ini!

Ali Masduki
Talkshow bertema “How to Win Recruiter’s Heart?: Kupas Tuntas Sistem Rekrutmen Perusahaan”. Foto/Istimewa.

SURABAYA, iNews.id - Mencari kerja diera sekarang memang agak susah. Banyak faktor yang menghambat para pencari kerja, sehingga lamaran tidak direspon bahkan gugur saat tes.

Belum lagi ketersediaan lapangan pekerjaan di perusahaan seringkali tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. 

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya), A.J. Tjahjoanggoro menuturkan, para pencari kerja juga perlu memiliki strategi agar dapat diterima di perusahaan. 

Menurut Anton, sapaan akrabnya, para pencari kerja perlu memahami sistem Rekrutmen, Seleksi, Placement (RSP). 

RSP adalah ‘pintu masuk’ (human inception) untuk mencocokkan kompetensi pencari kerja dengan kebutuhan kompetensi perusahaan atau lembaga sebagai pemberi kerja. 

“Ketika seorang pelamar kerja tidak diterima di perusahaan, bukan berarti dirinya tidak kompeten. Itu semua karena kuota penerimaan kerja relatif terbatas,” tutur Anton dalam talkshow bertema “How to Win Recruiter’s Heart?: Kupas Tuntas Sistem Rekrutmen Perusahaan”.

Cara melamar kerja yang tepat, kata Anton, adalah mengikuti prosedur lamaran kerja dari pemberi kerja dengan cermat. 

Biasanya tahapannya adalah initial screening, completed application, employment test (termasuk psikotes), comprehensive interview, background examination (bila dibutuhkan), medical/physical examination, dan terakhir decision: accepted or rejected. 

Selain itu, penting bagi pencari kerja untuk percaya diri terhadap kompetensi yang dimiliki, mengenal baik profil dan budaya perusahaan, serta arah dan karakteristik pewawancara.

Tak hanya tentang rekrutmen, talkshow Dies Natalis Fakultas Psikologi ke-40 Ubaya tahun 2022 juga membahas beragam topik, yakni “Working in Harmony Across Generation”, “Parenting’s Hacks for Parents: Mendidik Anak dari Kecil Hingga Remaja”, “Menjajaki Masa Tua, Siapa Takut!”, “Menggali Bakat Menuju Keunggulan Pribadi”, serta “Body Image: Your Choice or Their Voice”. 

Materi dibawakan oleh praktisi dan pakar dari Fakultas Psikologi Ubaya. Selain talkshow ada pula live performance dari mahasiswa dan dosen, pameran karya mahasiswa, storytelling, games dan giveaway, serta awarding night.

Tahun ini, dies natalis mengusung tema “Urban Life Across Lifespan”. Tema ini, dijelaskan Dekan Fakultas Psikologi Ubaya, Evy Tjahjono, dilatarbelakangi oleh pertumbuhan populasi urban di Indonesia yang jumlahnya merupakan tertinggi di dunia. 

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia diwarnai pola hidup serta permasalahan kehidupan perkotaan. 

“Permasalahan psikologis masyarakat perkotaan terjadi mulai dari anak-anak hingga lansia. Tiap rentangnya membutuhkan penanganan yang berbeda-beda. Isu inilah yang akan ditangani oleh Fakultas Psikologi Ubaya, “jelasnya.

Evy berharap adanya dies natalis tahun ini dapat memotivasi seluruh stakeholder Fakultas Psikologi Ubaya untuk semakin menguasai kompetensi dalam menangani masalah perkotaan. 

“Kami siap menjadi mitra pendamping penanganan masalah perkotaan di masyarakat pada berbagai rentang kehidupan,” tandasnya.
 

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network