SAMARINDA, iNewsSurabaya.id - Ikan Gabus dan ikan Baung di Samarida Kalimantan Timur, telah tercemar mikroplastik dengan rata-rata ditemukan 9 partikel dalam satu ekor ikan.
Hal itu terungkap setelah Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) bersama Komunitas Mahasiswa Peduli Mahakam (KMPM) melakukan penelitian Sungai Mahakam.
Peneliti ESN Prigi menyebut, pencemaran Mikroplastik tertinggi ditemukan di Sungai Mahakam Dekat Pelabuhan Samarinda di Jl Gajah Mada.
“Kadar mikroplastik yang paling banyak ditemukan di Sungai Mahakam di Jalan Gajah Mada sebesar 324 partikel mikroplastik dalam 100 liter, dengan rata-rata kontaminasi mikroplastik yang diambil pada 6 lokasi adalah sebesar 163 partikel mikroplastik dalam 100 liter," ungkapnya, Selasa (27/9/2022).
Mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran kurang dari 5 mm yang berasal dari hasil pemecahan dari sampah plastik seperti tas kresek, Styrofoam, botol plastik, sedotan, alat penangkap ikan, popok dan sampah plastik lainnya yang dibuang di aliran sungai Mahakam.
"Karena paparan sinar matahari dan pengaru fisik pasang surut maka sampah plastik ini akan rapuh dan terpecah menjadi remah-remah kecil,” kata Prigi.
Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman, Syawal, menjelaskan bahwa uji kualitas air sungai Mahakam dan Pengukuran kadar Mikroplastik di 6 lokasi ini dilakukan pada tanggal 20-24 September 2022.
Diantara di Muara Mumus, pertemuan sungai Karang Mumus dengan sungai Mahakam, Pangkalan Karang Mumus, Pangkalan Gerakan Memunggut Sehelai sampah, dan Sungai Mahakam Jalan Gajah Mada.
Kemudian di Sungai Mahakam Loa Janan, Sungai Mahakam Kutai Lama, dan Zugai Karang Mumus Pabrik Tahu.
Dari keenam lokasi ini, kandungan mikroplastik paling banyak terdapat di Jl Gajah mada, karena selain berarus kuat, sungainya lebar di kawasan ini banyak dijumpai sumber-sumber sampah plastik dari pasar, kegiatan pelabuhan dan sumber sampah plastik dari anak-anak sungai.
"Jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan di Sungai Mahakam adalah jenis fiber sebesar 71.8% sedangkan jenis filament atau lembaran sebesar 23.2%," ungkap Syawal.
Mahasiswa semester 7 ini menjelaskan, bahwa jenis mikroplastik yang paling banyak di temukan adalah jenis fiber atau benang-benang plastik atau polyester yang berasal dari sumber limbah cair domestic dari proses laundry atau cuci pakaian.
Mikroplastik Mencemari Ikan Baung dan Ikan Gabus Samarinda
Penelitian dengan Judul Analisis Kandungan Mikroplastik pada Ikan Gabus dan ikan baung di Samarinda dilakukan dengan membedah 28 ikan Gabus di Pasar Segiri, Pasar Rahmat, Pasar Sungai Dama, Pasar Palaran, Pasar Wisma, Waduk Benanga, Sungai Mahakam Daerah Tepian dan Daerah Samarinda Seberang.
11 ikan baung di Pasar Ijabah, Tepian Mahakam, Daerah Samarinda Seberang dan Daerah Palaran.
Sementara itu Menurut Ahli Pengelolaan Sampah Teknik Lingkungan UNMUL menyebutkan ada 3 faktor yang mendorong banyaknya timbulan sampah yang menyebabkan munculnya mikroplastik di Mahakam.
Dosen Teknik Lingkungan UNMUL Juli Nurdiana, memaparkan ada tiga hal yang menyebabkan banyaknya sampah plastik disungai Mahakam. Pertama belum adanya TPA yang sanitary landfill.
"Yang ada sekarang di TPA bukin Pinang sudah overload sedangkan TPA Sambutan aksesnya sulit," kata dia.
Kedua adalah minimnya aspek pengangkutan sampah yang tidak menjangkau semua penduduk Samarinda.
"Ketiga Belum tersedianya fasilitas sampah bagi masyarakat sehingga masih banyak dijumpai sampah yang dibuang ke sungai Mahakam dan anak sungainya,” terang Juli Nurdiana.
Untuk itu dia menyarankan agar melakukan pengurangan sampah dari sumber dan mengoptimalkan pengelolaan sampah.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait