SURABAYA, iNews.id - Bisnis sate sangat menjamur di Kota Surabaya, tetapi banyak masalah yang dialami usaha tersebut. Kondisi ini membuat lima dosen Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya turun tangan.
Dosen-dosen ini melihat, ada persoalan mendasar usaha sate tidak bisa berkembang, seperti di mitra Angkringan Sate Ayam. Diantara masalah yang muncul adalah proses produksi dan manajemen. Permasalahan di bidang produksi karena ketidakmampuan mitra Angkringan Sate Ayam dalam membuat packaging yang baik. Sedangkan permasalahan di bidang manajemen diklasifikasikan menjadi permasalahan manajemen pemasaran, keuangan dan aspek kebersihan atau sanitasi.
“Permasalahan produksi meliputi pembungkusan sate ayam yang masih terlihat rembesan minyak dari bumbu, itu perlu diperbaiki. Kemudian peralatan produksi (kipas angin) yang sudah using, serta aspek manajemen pemasaran yang meliputi terbatasnya wilayah pemasaran, dan terakhir aspek manajemen keuangan,” kata Woro Utari, Anggota Program Pengabdian Masyarakat UWP Surabaya ini.
Selain itu, lanjut Woro, kelemahan lain yang dilihat adalah tidak adanya pencataan keuangan, tidak adanya perencanaan produksi dan penetapan harga jual yang belum dihitung dengan tepat.
Untuk itu, ungkap dia, dosen-dosen UWP ini ingin meningkatkan daya saing sektor informal dan menumbuhkan jiwa wirausaha bagi masyarakat, khususnya usaha kecil sate ayam, dimana mereka dapat menciptakan usaha sendiri tanpa bergantung pada pemerintah.
“Kita tahu, dampak pandemi Covid 19 terhadap usaha mandiri membuat usaha menjadi terhenti dan sebagian mengalami penurunan produksi,” paparnya.
Tercatat, sebanyak 40% usaha mandiri terhenti kegiatannya dan 52% mengalami penurunan kegiatan produksi. Hal ini berdampak 35% usaha mandiri tanpa pendapatan dan 28% pendapatan menurun hingga 50%. Diprediksi 10 juta pengusaha mandiri akan terhenti dan 10 juta lainnya akan menurun pendapatannya hingga 40%. Sebanyak 15 juta pekerja bebas atau keluarga akan menganggur (Humas LIPI, 2020).
“Ibu Jamali yang memiliki usaha sate ayam ini berdampak. Padahal usaha sudah dijalani oleh mulai sang suami masih ada, yaitu mulai tahun 2004, mereka beranggapan bahwa hampir semua orang menyukai sate ayam,” jelas Woro.
Woro menegaskan, tim UWP yang terdiri dari Mei Indrawati, Woro Utari, Chamariyah, Risca Ayu Rachmania, dan Kresensia Darmawati turun ke masyarakat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang muncul. Diantara langkah yang akan dilakukan adalah melakukan pelatihan dan pendampingan untuk membuat packaging, manajemen keuangan, perencanaan produksi, pemasaran produk, penetapan harga jual, sanitasi dan pengadaan kipas angin. “Kami yakin hasilnya akan lebih baik,” terang dia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait