SURABAYA, iNews.id - Mahasiswa Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berupaya membebaskan laut dari mikroplastik.
Mahasiswa yang terdiri dari Arkilaus Bellinus Felle, Berliana Nur Indah Sari, Laila Sifha Urrohma, dan Dian Permana, akhirnya membuat inovasi berupa Rancang Bangun Alat Penyaring Air Tercemar Mikroplastik Berbasis Bulk Acoustic Wave.
Alat tersebut, kata Billy, berupa filter yang mampu menyaring semua jenis dan bentuk mikroplastik yang terkandung dalam air laut maupun air tawar.
Ia menjelaskan, dengan memanfaatkan teknologi gelombang akustik, alat yang dipakai sudah tidak lagi memerlukan saringan mekanis. Sehingga tidak perlu membersihkan filter secara berkala dan pemakaian lebih tahan lama.
“Inovasi ini mewujudkan poin 14 SDGs (Sustainable Development Goals) tentang menjaga ekosistem laut," kata dia.
Cara kerja alat ini sendiri diawali dengan memompa air hingga mengalir masuk ke dalam alat melalui pipa akrilik.
Air laut akan dialirkan melewati dua buah speaker full range yang mengapit pipa akrilik di tengah. Speaker tersebut akan menimbulkan gaya dorong yang disebut dengan acoustophoretic force.
“Frekuensi pada speaker sebesar 6,813 Hz untuk mendapatkan efisiensi tertinggi,” terang alumnus Departemen Teknik Fisika ini.
Billy mengatakan, pada ujung alat terdapat tiga cabang pipa. Partikel mikroplastik akan terpusat ke jalur pipa bagian tengah. Sementara air yang berhasil terfiltrasi akan disalurkan ke laut melalui pipa ujung kanan dan ujung kiri.
“Alat ini memerlukan waktu 1-2 menit untuk menyaring partikel dengan efisiensi hingga 71 persen,” ungkapnya.
Billy menjelaskan bahwa tekanan air, kecepatan alir, dan waktu kontak antarpartikel perlu disesuaikan agar air dapat teralirkan ke jalur kanan dan kiri serta tidak kembali bercampur dengan mikroplastik.
“Perhitungan dan simulasi dilakukan dengan software Matlab,” tambahnya.
Diketahui, limbah plastik di laut dapat mengalami degradrasi menjadi mikroplastik yang mampu mengontaminasi rantai makanan biota laut. Hal ini sangat berbahaya bila biota laut tersebut dikonsumsi manusia.
Berdasarkan Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 3,2 juta ton sampah plastik dibuang ke laut Indonesia setiap tahunnya.
Sampah plastik tersebut akan terdegradasi menjadi mikroplastik dan berpotensi mengontaminasi biota laut. Disisi lain, belum ada teknologi yang diterapkan pemerintah Indonesia dalam penanganan dan pengurangan mikroplastik tersebut.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait