TERNATE, iNewsSurabaya.id - Solidaritas Aksi Mahasiswa Untuk Rakyat Indonesia (Samurai) Maluku Utara dan tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) berkirim surat ke Presiden Direktur Unilever Indonesia. Surat yang dikirim berisi sejumlah tuntutan dan sampah yang selama ini mencemari Ternate.
Aksi tersebut merupakan bentuk protes para pegiat lingkungan terhadap Unilever Indonesia, lantaran sampah sachet multilayer membebani lingkungan karena sulit bahkan tidak bisa di daur ulang.
"Produsen yang menghasilkan sampah dan tidak bisa diolah secara alami, maka produsen penghasil sampah harus melakukan extendeed Produsen Responsibility," kata Rakib Badar usai berkirim surat di kantor Pos, Jumat (28/10/2022).
Sekjen Solidaritas Aksi Mahasiswa Untuk Rakyat Indonesia (SAMURAI) Maluku Utara ini menjelaskan, dari hasil aksi pungut sampah dan brand audit yang dilakukan Samurai Malut bersama Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) di pantai Kota Ternate, pihaknya menemukan jenis sampah sachet dari PT Unilever Tbk.
Sampah seperti Rinso, Clear, Royco, pepsodent dan sabun Lifebuoy terapung di perairan, sehingga berpotensi terpecah-pecah menjadi mikroplastik.
Untuk itu, Samurai tidak ingin pantai Ternate semakin tercemar oleh plastik sehingga mendesak produsen untuk ikut berpartisipasi membersihkan sampah di pantai Ternate.
Menurutnya, industri harus bertanggung jawab ikut mengelola 30% dari total sampah yang dihasilkan. Selain Unilever, Rakib Badar mengatakan ada produsen lain yang sampah plastiknya mengotori perairan Kota Ternate. Diantaranya Mayora, Wings, Indofood dan Danone harus ikut bertanggungjawab atas sampah yang mengotori kota Ternate.
"Bahkan penelitian tahun 2021 menyebutkan ikan-ikan karang di Pulau Ternate sudah terkontaminasi Mikroplastik," ujar Rakib Badar.
Selain itu, Samurai Maluku Utara tidak ingin generasi kedepan menanggung beban kerusakan lingkungan akibat kecerobohan generasi saat ini dalam pengelolaan sampah terutama sampah plastik sekali pakai.
Samurai juga menghimbau masyarakat Ternate untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti tas kresek, sachet, botol air mineral, sedotan dan styrofoam. Karena selain merusak lingkungan, penggunaan plastik sekali pakai bisa mengganggu kesehatan terutama sistem hormon manusia.
Samurai Juga akan mengawasi pemerintah dalam pengelolaan dan pelayanan sampah. "Kami ingin PT Unilever segera turun ke Ternate dan membersihkan sampah Mereka," tegas Rakib Badar.
Peneliti ESN Prigi Arisandi menjelaskan, bahwa ancaman sampah plastik di Ternate sangat mengkhawatirkan. Temuan ESN menyebutkan ada 173 partikel mikroplastik dalam 100 liter air di pantai Dufa-Dufa, Pesisir Kampung Makasar, Mangga Dua, Soasio dan Ake Ga'aleh di Kelurahan Sangaji.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait