SURABAYA, iNews.id - Guru Besar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Rachmah Ida, angkat bicara soal pengguna media sosial.
Ia menyebut sikap narsistik dalam bersosial media sebagai kelalaian.
Menurutnya, ada konsekuwensi yang bakal ditanggung jika terlalu narsis.
“Karena kita menyimpan memori-memori masa lalu secara gratis menggunakan penyimpanan cloud. Dari situ konsekuensinya orang menggunakan data kita. Itu juga karena kita sendiri kan yang mengunggah data-data tersebut,” tuturnya.
Data-data yang diunggah dalam sosial media yang sedang tren bisa disalahgunakan oleh pihak tak bertanggungjawab.
Sebut saja kasus penipuan online hingga pinjaman online dengan modal data-data pribadi korban sekelas tempat dan tanggal lahir saja.
Untuk menghindari jeratan penipu, Dosen FISIP ini menuturkan, tidak semua tren yang sedang ramai di sosial media harus diikuti.
Unggahan di media sosial juga sebisa mungkin hanya data-data aman yang dapat dibagikan.
Prof Rachmah himbau agar tidak membagikan beberapa data penting seperti nama ibu kandung, alamat rumah, tempat dan tanggal lahir.
Sebab, data-data tersebut berhubungan dengan akun bank, sehingga sangat berisiko disalahgunakan.
Ia juga menyarankan agar berhati-hati dalam mengunggah foto wajah. Mengingat, saat ini banyak sistem keamanan yang menggunakan pengenalan wajah.
“Bisa saja foto kita dipakai untuk membuka kunci akun m-banking kita,” tegasnya.
Yang tak kalah penting, kata dia, pencurian data dapat diminimalisir dengan menggunakan fitur privasi.
Dimana hanya teman yang dipilih saja yang dapat melihat atau mengakses foto-foto atau informasi tentang kita. H
al ini patut dilakukan, sebab seringkali kejahatan terjadi bukan dari teman, melainkan teman dari teman.
“Narsis boleh, narsis yang wajar yang tidak menunjukkan secara detail tentang siapa kita. Karena kita sendiri yang harus menjaga keamanan diri kita. Jadi, narsis boleh, tapi hati-hati,” pungkasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait