SURABAYA, iNews.id - PT Amerta Tani Maju (ATM) menawarkan program kemitraan padi japonica bagi para petani di Wilayah Pandeglang, Banten.
Momen ini disambut baik oleh Lurah Desa Gunungsari, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Samsul Hidayat.
Desa Gunungsari sendiri memiliki luas 246ha dengan ketinggian 500 mdpl. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian. Hal ini didukung oleh faktor luas daerah pertanian dan penduduk bermata pencaharian sebagai petani.
"Letak geografis ini sangat cocok untuk penanaman padi japonica," terang Samsul Hidayat, Kamis (10/11/2022).
Samsul Hidayat berharap upaya kemitraan padi japonica bersama PT ATM dapat menciptakan dampak positif dalam mendukung kemajuan Desa Gunungsari serta meningkatkan taraf kehidupan petani di wilayah tersebut.
"Saya sangat berharap warga desa saya dapat memiliki kehidupan yang lebih baik dari sektor pertanian, dan ini adalah kewajiban saya sebagai kepala desa," katanya.
Sementara itu, Vice Presiden Sales and Marketing PT ATM Matthew G H Ridwan Lee, mengatakan, PT ATM memberikan keuntungan dan kemudahan bagi para petani. Karena menggunakan sistem MoU di depan dan harga beli gabah yang sudah disepakati bersama.
MoU tersebut dilakukan antara PT ATM dan petani disaksikan oleh perangkat desa dan atau gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Usai penandatanganan kerja sama nanti, tambah Matthew, PT ATM akan melakukan sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan petani melalui perangkat desa dan pemerintah setempat.
PT ATM harus turun langsung dalam sosialiasi dengan petani indonesia, sehingga tercipta kerja sama kemitraan yang saling menguntungkan dan bersinergi dengan pemerintah setempat. Kepastian nilai jual tersebut menjadi strategi utama.
"Kami memberikan jaminan kepastian untuk petani kemitraan PT ATM tanpa terguntung kepada harga gabah padi yang berubah-ubah. Serta membeli semua hasil gabah padi japonica tersebut dengan sistem tunai dan non-grading," ungkap Matthew.
Lebih lanjut Matthew mengungkapkan, padi japonica adalah salah satu solusi tanam padi terbaik. Karena padi japonica tidak banyak membutuhkan pupuk kimia, hal ini menjawab kondisi kelangkaan pupuk kimia dan harga pupuk yang mahal.
"Melalui padi japonica kami berharap penggunaan pupuk dan bahan kimia bisa berkurang, sehingga dapat mengurangi residu kimia dan menyuburkan tanah pertanian Indonesia," ungkap pria kelahiran Pandeglang, Banten ini.
Matthew mengatakan, padi japonica tak hanya memiliki rasa yang pulen dan lezat. Namun juga memiliki nilai jual yang lebih baik.
"Pada akhirnya kami ingin nasi yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah nasi sehat dan lezat dengan harga terjangkau," ujarnya.
PT ATM terus konsisten memasok produksi japonica untuk konsumsi dalam negeri dan dinikmati anak bangsa. PT ATM sendiri menargetkan luasan lahan tanam padi japonica sebesar 1000ha hingga 2023 mendatang melalui sistem kemitraan.
"Sedangkan pada Kuartal IV 2022 ini sudah mencapai 300ha," ucap Matthew.
Ia menuturkan, sudah saatnya Indonesia dengan tanah yang subur dengan pengalaman serta ilmu pertanian yang melegenda mampu menghasilkan produksi beras japonica yang sehat, lezat, bermutu tinggi serta memiliki nilai jual yang lebih baik, sehingga terbuka lapangan pekerjaan yang luas di sektor pertanian. Langkah ini sekaligus merupakan upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani.
"Industri pertanian adalah sektor utama dalam ketahanan pangan nasional. Perkembangan sektor industri pertanian tidak bergantung kepada kondisi pandemi dan atau resesi, karena bahan pokok pangan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat," pungkas Matthew.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait