RAJA AMPAT, iNews.id - Raja Ampat yang terdiri atas 4 pulau besar masih menyimpan banyak misteri. Khususnya keanekaragaman hayati tumbuhan anggrek yang belum ter-eksplorasi dan diteliti secara lebih mendalam.
Menurut peneliti anggrek dari Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) provinsi Papua Barat, Reza Saputra, penyebaran anggrek di Raja Ampat memiliki perbedaan dengan anggrek secara umum.
Anggrek Raja Ampat didominasi oleh jenis anggrek yang hidup dan berkembang di dataran rendah dan pesisir pulau.
Meskipun terdapat kemiripan dengan jenis anggrek di dataran utama Papua, namun anggrek Raja Ampat memiliki varian yang unik, bahkan cenderung lebih besar.
Reza bersama peneliti anggrek lokal sendiri memang belum memiliki data yang cukup untuk menentukan ke-endemik-kan jenis-jenis anggrek unik yang ditemukan. Namun ia memperkirakan jumlah anggrek Raja Ampat dapat mencapai 200-300an jenis.
Untuk itu, Reza pun berharap kerjasama banyak pihak. Baik masyarakat lokal, peneliti, ilmuan, NGO dan instansi pemerintah terkait agar ikut menjaga anggrek Raja Ampat. Proteksi dan konservasi pada spesies dan jenis prioritas anggrek yang berpotensi endemik Raja Ampat harus dilakukan.
Ia mengungkapkan, belum lama ini pihaknya melakukan ekspedisi sekitar 5 hari. Selama ekspedisi, ditemukan sekitar 128 jenis anggrek teridentifikasi di Raja Ampat.
"Kami temukan sekitar 130-an anggrek hanya dari satu lokasi. Belum lagi di lokasi dan wilayah lain. Potensi ini perlu dijaga. Dan kekayaan anggrek inilah yang menjadikan salah satu dasar penunjukan Waigeo sebagai cagar alam, karena Anggrek adalah salah satu identitas Raja Ampat,” ungkapnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait