SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kejahatan Phishing atau tindakan kejahatan pengelabuan dengan tujuan mendapatkan informasi berupa data pribadi, data akun, atau data finansial seperti rekening dan kartu kredit terus naik.
Indonesia Anti-Phishing Data Exchange (IDADX) yang dikelola oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mencatat, hingga tanggal 30 September 2022 terdapat 34.622 laporan tren phishing domain.id dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang dikumpulkan pada dashboard IDADX.
Deputi Bidang Pengembangan, Riset Terapan, Inovasi dan Teknik PANDI, Muhammad Fauzi mengatakan, bahwa laporan ini merupakan kelanjutan dari laporan periode Q2 tahun 2022 yang sebelumnya telah disampaikan melalui konferensi pers pada tanggal 3 Agustus 2022.
“Laporan tren phishing Q3 2022 telah kami unggah pada website https://idadx.id yang bisa diakses oleh publik. Kami akan terus memberikan laporan rutin kepada publik pada tiap kuartal, sehingga masyarakat dapat memantau dan mengetahui bagaimana perkembangan phishing dan dampaknya bagi masyarakat,” papar Fauzi di Surabaya, Selasa (27/12/2022).
Fauzi mengungkapkan, pada Q3 2022 terdapat 7.988 laporan phishing dimana sektor yang paling banyak menjadi sasaran yaitu lembaga pemerintahan.
“Laporan ini terus mengalami kenaikan yang cukup besar dari Q2 2022 yaitu sebesar 61% laporan phishing. Negara yang menghosting situs phishing domain .id sebagian besar berasal dari Indonesia, namun terdapat juga dari negara lain seperti United States, Jerman, Singapura, dan lainnya,” ungkapnya.
Fauzi juga menyampaikan bahwa saat ini ancaman phishing harus lebih diwaspadai karena banyak nama domain phishing yang menggunakan protocol HTTPS.
“Pelaku phishing dapat mengelabui korban dengan menggunakan protocol HTTPS agar masyarakat percaya bahwa domain tersebut terpercaya dan aman untuk diakses. Pada Q3 2022 terdapat sebanyak 85% domain phishing menggunakan protocol HTPPS,” terang Fauzi.
Pada kesempatan yang sama, Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo juga menjelaskan, bahwa IDADX adalah sebuah inisiasi untuk meningkatkan keamanan siber nasional dengan memfasilitasi respons global terhadap kejahatan internet di sektor pemerintah, penegakan hukum, industri, dan komunitas internet.
“IDADX didirikan sejak Agustus 2021 dan memiliki keanggotaan yang terdiri dari para registrar PANDI, namun tidak menutup kemungkinan kami akan membuka keanggotaan bagi lembaga/organisasi lainnya,” jelas Yudho.
Selanjutnya Yudho menjelaskan bahwa IDADX mengumpulkan data phishing dari beberapa sumber data, keanggotaan IDADX, laporan masyarakat, dan Internet Security Service Provider seperti netcraft, spamcop, dan lain-lain.
Selain itu, kata Yudho, IDADX juga mengumpulkan data dari APWG (Anti-Phishing Working Group), dimana IDADX sudah menjadi anggota sejak tahun 2021.
“Dengan adanya IDADX ini, kami berharap nama domain .id yang telah mencapai 698.870 nama domain terdaftar per 26 Desember 2022 dapat semakin dipercaya oleh masyarakat. Kami juga akan meningkatkan fitur dan kinerja IDADX sehingga dapat memberikan informasi phishing yang lebih akurat untuk masyarakat,” tandasnya.
Perlu diketahui, Indonesia Anti-Phishing Data Exchange (IDADX) adalah sebuah inisiasi untuk meningkatkan keamanan siber nasional dengan memfasilitasi respons global terhadap kejahatan internet di sektor pemerintah, penegakan hukum, industri, dan komunitas internet yang didirikan sejak tahun 2021.
IDADX memiliki keanggotaan yang terdiri dari para registrar Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), namun tidak menutup kemungkinan IDADX akan membuka keanggotaan bagi lembaga/organisasi lainnya.
Sedangkan Perkumpulan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) adalah Registri Nama Domain Tingkat Tinggi Indonesia yang telah mengemban amanat pengelolaan Nama Domain .ID sejak tahun 2006.
Jumlah Nama Domain .ID juga telah bertumbuh hingga 698.870 nama domain terdaftar per 26 Desember 2022, seiring dengan matangnya PANDI sebagai salah satu elemen kunci tata kelola internet di Indonesia. Oleh karena itu, PANDI terus memacu kemajuan penerapan tata kelola dan teknologi di Indonesia baik dalam aspek jangkauan maupun pembaruan-pembaruan metode yang relevan agar nama domain .id semakin dapat dipercaya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait