Ia mengungkapkan, bahwa di lahan total 40 hektar tersebut, tidak seluruhnya merupakan BTKD atau aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Sebab, sebagian lahan ada yang milik pengembang dan perorangan yang masih digunakan untuk pertanian.
"Sedangkan yang dipanen kali ini, merupakan lahan BTKD Jeruk seluas 4 hektar. Panen dilaksanakan Poktan Sri Sedono yang beranggotakan sekitar 35 orang," jelasnya.
Selain itu, Antiek juga menyebutkan, jika padi yang berhasil dipanen kali ini sebelumnya telah ditanam sekitar tiga bulan lalu atau tepatnya pada Oktober tahun 2022. Sedangkan untuk jenis padi yang ditanam, merupakan varietas ciherang.
"Panen dilakukan secara manual karena kondisi tanahnya terlalu becek dan tidak memungkinkan jika pakai alat. Kalau biasanya panen, kita pakai alat combine harvester," ungkapnya.
Karena panen padi dilakukan secara manual, Kepala Bidang Pertanian DKPP Kota Surabaya, Rahmad Kodariawan memperkirakan jika prosesnya bisa rampung dalam dua hari. Sedangkan untuk hasil panen, diperkirakannya mencapai sekitar 5,6 ton per hektar.
"Kalau normalnya bisa sampai 7-8 ton per hektar. Tapi karena ada hama tikus dan burung, turun jadi sekitar 5,6 ton per hektar. Karena di lokasi lain sedang tidak tanam padi atau tanam yang lain," kata Rahmad.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait