SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan inovasi alat-alat modern. Kali ini, mahasiswa ITS menciptakan kapal Autonomous Surface Vehicle (ASV) atau Aksanawa untuk membantu pencarian korban kecelakaan di laut atau perairan.
Ketua tim perancang Aksanawa ITS, Dion Andreas Solang mengatakan, kapal Aksanawa adalah inovasi lanjutan kapal autonomous yang pernah digagas beberapa waktu lalu, yaitu YOLO-Boat.
"Aksanawa memiliki perkembangan yang cukup signifikan dari kapal pendahulunya," kata Dion, melalui rilis keterangannya, Senin, (9/1/2023).
Dion menjelaskan bahwa Aksanawa dirancang untuk membantu tim Search and Rescue (SAR) dalam melakukan penyelamatan saat terjadi kecelakaan di laut.
Kata dia, Aksanawa mengadopsi pola pencarian International Aeronautical and Maritime Search and Rescue (IAMSAR), seperti Expanding Square dan Parallel Track Search.
Nantinya, operator cukup memberikan perintah dengan microcontroller, lalu kapal secara otomatis bergerak sesuai pola yang diperintahkan. "Dibekali dengan baterai Li-PO 6200 mAh, kapal Aksanawa mampu bertahan selama 113 menit dengan kecepatan 0,5 m/s,"jelasnya.
Kapal Aksanawa ini, lanjutnya, juga menggunakan sistem modular atau bisa dibongkar pasang untuk mempermudah proses pengiriman kapal ke lokasi kecelakaan. Lain halnya dengan YOLO-Boat yang hanya memiliki satu kamera di permukaan air, Aksanawa memiliki dua kamera yang di atas dan di bawah permukaan air. .
Di sisi manajemen power, Dion menyebut, Aksanawa mengonsumsi daya yang lebih rendah dibanding kapal pendahulunya. "Hal itu disebabkan oleh konsumsi memori Aksanawa hanya sebesar 20 megabyte, lebih sedikit dibanding YOLO-Boat yang memakan memori sebesar 200 megabyte," tuturnya.
Meskipun memakan memori yang lebih kecil, Dion menerangkan, Aksanawa mampu mendeteksi korban lebih akurat karena Floating Point Operations Per Second (FLOPS) yang digunakan sangat sedikit.
"Dengan FLOPS yang sedikit, Aksanawa mampu menghasilkan skor 30 frame per second," imbuh mahasiswa Departemen Teknik Komputer itu.
Lebih lanjut Dion menjelaskan, Aksanawa menggunakan model object detection berbasis deep learning untuk mendeteksi objek. Dengan model itu, minim cahaya bukan menjadi hambatan untuk pencarian korban. Alhasil, Aksanawa mampu mendeteksi objek hingga kedalaman 31 meter di bawah permukaan air.
"Selain itu, Aksanawa didesain menggunakan lambung katamaran, sehingga kapal memiliki stabilitas yang baik," ungkapnya.
Ketika terjadi kecelakaan di perairan, tambah Dioon, kapal penyelamat akan datang ke lokasi kejadian dengan membawa kapal Aksanawa. Kapal ini akan diluncurkan dari kapal penyelamat untuk mengeksplorasi daerah yang ditunjuk oleh control station untuk mencari korban.
"Saat mendeteksi korban, kapal akan mengirimkan koordinatnya pada kapal penyelamat sembari mengikuti korban jika korban terbawa arus," terangnya.
Berkat inovasi tersebut, Dion bersama timnya berhasil mengangkat medali perak pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022 kategori Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC).
"Meskipun berhasil memperoleh juara, kapal Aksanawa masih bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi, salah satunya mengganti kamera menjadi kamera termal yang mampu mendeteksi suhu," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait