SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Mahasiswa Program Studi Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif (DMP FIK) Universitas Surabaya (Ubaya), Tiara Astika Santoso, membuat mainan edukasi berupa panggung boneka bernama NOLA’s.
Mainan ini mengangkat tema cerita panji, yakni cerita rakyat Keong Mas. NOLA’s ditampilkan pada Graduation Exhibition FIK Ubaya (GradeX) hari Minggu (15/1/2023) di Praxis Surabaya, Jl. Sono Kembang No.4-6, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Surabaya.
Ide membuat NOLA’s, dijelaskan Tiara, dilatarbelakangi oleh fenomena banyak anak zaman sekarang yang tidak mengetahui legenda atau dongeng cerita rakyat di Jawa Timur bahkan di Indonesia.
Permasalahan tersebut juga didukung dengan adanya kemajuan teknologi dan komunikasi dari media asing yang membuat anak-anak jarang berinteraksi dengan orang tua.
“Oleh karena itu, NOLA’s dirancang sebagai solusi bagi para orang tua untuk memberikan pengetahuan ke anak tentang cerita rakyat secara lebih fun. Pengemasannya dalam bentuk panggung boneka membuat mainan ini dapat dimainkan bersama sehingga menumbuhkan interaksi anak dengan orang tua,” jelasnya.
Ia menambahkan, cerita Keong Mas dipilih karena merupakan salah satu cerita panji asli Jawa Timur yang memiliki banyak nilai kearifan lokal.
Menurut mahasiswa lulusan SMA Brawijaya Smart School (BSS) Malang itu, kisah pewayangan ini mengajarkan nilai-nilai keteladanan yang dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Mainan ini berisi panggung boneka berukuran 35cm x 40cm x 16cm, buku panduan, buku cerita, serta karakter mainan. Karakter tersebut terdiri dari Candra Kirana, Dewi Galuh, Nenek, Keong Mas, Penyihir, dan Raja Kertamarta.
Pemilihan bentuk panggung bonekanya pun terinspirasi dari gabungan bentuk panggung permainan wayang boneka dan candi yang ada di Kediri.
“Bentuk candi di Kediri diaplikasikan pada bentuk ornamen serta pilar di bagian kanan dan kiri panggung boneka,” imbuhnya.
Sedangkan untuk pemilihan warna ditentukan sesuai hasil kuesioner studi model pada target pengguna, yaitu orang tua dan anak-anak.
Cara memainkannya adalah pertama-tama pengguna membuka buku cerita untuk melihat tokoh dan latar tempat sesuai alur cerita.
Kemudian, karakter bisa dimasukan ke atas panggung boneka. Pengguna bisa menggeser karakter ke kanan dan ke kiri.
Background panggung boneka juga dapat diubah sesuai alur cerita yang sedang dibacakan dengan cara memutar tiang kayu pada bagian kiri panggung boneka. Setelah selesai bermain, karakter bisa disimpan di laci yang sudah disediakan.
Dosen pembimbingnya, Wyna Herdiana, S.T., M.Ds., mengatakan karya yang Tiara buat merupakan salah satu output dari pembelajaran di FIK Ubaya yang saat ini tengah fokus mengembangkan produk kreatif bertema cerita panji.
“Harapannya, karya Tiara dapat menginspirasi generasi muda untuk semakin peduli terhadap pengenalan cerita rakyat.” ujar Wakil Dekan I FIK Ubaya itu.
Produk NOLA’s merupakan karya tugas akhir yang dikerjakan Tiara selama satu semester. Karya tugas ini ditampilkan di Graduation Exhibition FIK Ubaya (GradeX) tanggal 13-15 Januari 2023. GradeX tahun ini mengusung tema “Discographic (Our Design Compilation with Gratitude and Empathic)”.
Ketua acara GradeX, Jeremy Vebiano Herdian Pelupessy, mengatakan tema ini dipilih karena para mahasiswa FIK Ubaya tidak hanya ingin menampilkan produk yang bagus secara desain, namun juga bisa menyampaikan emosi dan mengakomodasi kenyamanan pengguna produk.
“Selain itu, acara GradeX juga jadi momen terakhir kami sebagai mahasiswa untuk siap terjun ke lapangan dan jadi desainer yang membuat barang berguna untuk masyarakat,” jelasnya.
Sebanyak 18 mahasiswa DMP FIK Ubaya yang merupakan peserta tugas akhir periode gasal 2022 memamerkan karya berupa furniture, toys, home apliance, produk lifestyle, dan sebagainya.
Selain itu ada pula acara pendukung seperti workshop shoe pattern making oleh Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) pada hari kedua. Pada hari ketiga akan dilakukan talkshow dengan mengundang narasumber dari UMKM Mandhegani Ecoprint.
Jeremy berharap, acara ini tak hanya jadi momen unjuk karya, namun dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya dunia desain dalam keseharian masyarakat.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait