Pria yang pernah mendapatkan beasiswa penuh Unusa ini mengungkapkan, bahwa motivasinya sehingga bisa mencapai tahap ini, yakni yang pertama dari dirinya sendiri, karena jika dirinya sendiri belum ada semangat atau motivasi, maka motivasi yang diberikan oleh orang lain tidak akan terlaksana.
Yang kedua adalah dari ibunya, setiap ada rasa ingin malas-malasan dan putus asa saat menggapai impian, rasa ingin menyerah menghadapi lika-liku kehidupan maupun selama menempuh studi di Unusa, serta tidak melaksanakan sesuatu dengan baik, dirinya ingat ibunya.
“Orang tua adalah motivasi terbesar saya, karena dipikiran saya selalu teringat adanya orang tua yang bekerja keras demi menghidupi sampai ke jenjang perguruan tinggi saat ini, hal ini sebagai jalan saya untuk menggapai cita-cita serta mengangkat derajat keluarga, khususnya ibu. Prinsip hidup yang saya pegang yakni, menyerah boleh asalkan jangan terpacu disitu, ada saatnya kembali berjalan lagi menuju sesuatu yang diinginkan,” ungkapnya.
Pria yang pernah menjadi mentor Beasiswa Cendekia BAZNAS Unusa Periode 2021-2022 ini mengungkapkan, bahwa dirinya menjadi Duta BAZNAS Jatim 2023-2024 ini merupakan perpanjangan tangan dari baznas untuk generasi milenial, agar lebih melek lagi tentang pentingnya zakat bagi diri sendiri, orang lain, dan bangsa Indonesia.
“Saat di BAZNAS Unusa, membuat saya terdorong untuk menjadi perpanjangan tangan BAZNAS, tujuannya untuk menyebarkan semangat kebaikan dan pentingnya Zakat, Infaq, dan Sedekah di kalangan generasi millenial saat ini,” ucapnya.
Pria yang juga mengajar di SD Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya ini mengungkapkan, bahwa sebagai seorang guru muda, dia ingin memberi dan menjadi contoh kepada para generasi muda Indonesia, serta dan berkontribusi secara lebih bagi masyarakat sekitar dengan caranya sendiri.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait