SURABAYA, iNews.id – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) baru saja menyerahkan 10 artikel entri ensiklopedia kearifan lokal Surabaya kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya pada Selasa (28/12/2021).
Tulisan tersebut merupakan hasil kolaborasi antara tim dosen dan mahasiswa FIB, pimpinan dan staf Dispusip, serta beberapa komunitas di Surabaya. Penyerahan secara simbolis berlangsung di Siola Convention Hall.
Dekan FIB, Prof. Purnawan Basundoro, menyampaikan bahwa penulisan naskah ensiklopedia merupakan salah satu bentuk dari program Kampus Merdeka yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot).
Selain itu, kegiatan tersebut juga dinilainya sebagai komitmen FIB untuk ikut berkontribusi dalam upaya gerakan literasi maupun pemajuan kebudayaan.
“Saya akan mendorong praktik kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk Pemkot, komunitas, media, dan industri untuk menggiatkan gerakan ini. Apabila dikerjakan bersama-sama, pasti akan lebih mudah dan memiliki dampak besar kepada publik,” ujar Guru Besar Ilmu Sejarah itu.
Tidak hanya dalam bentuk tulisan, kedepannya FIB Unair dan Dispusip juga ingin merambah ke teknologi website yang memuat konten ensiklopedia kearifan lokal.
Rencananya, website tersebut akan dilengkapi dengan virtual tour 3600 yang disajikan ke dalam multibahasa seperti bahasa Indonesia, Inggris, bahasa Jawa-Arek, Jepang, dan Perancis.
“Fitur multibahasa ini dimaksudkan agar pembaca dari luar negeri dapat mengetahui kekayaan dan kearifan lokal apa saja yang ada di Surabaya,” jelas Prof. Purnawan.
Gerakan tersebut disambut baik oleh Dispusip Surabaya. Melalui Ir. Musdiq Ali Suhudi, M.T., pihaknya menyebut penguatan literasi memang diperlukan untuk pemajuan kebudayaan.
“Dispusip sebagai sumber informasi dan fasilitator literasi akan terus melakukan berbagai upaya untuk menginventarisasi, mendokumentasikan, dan mempublikasikan kekayaan budaya agar bisa dinikmati sekaligus dijadikan bahan edukasi masyarakat,” paparnya.
Sambutan positif juga diberikan oleh beberapa komunitas Surabaya. Nanang Purwono dari Komunitas Begandring menilai kolaborasi penulisan ensiklopedia Surabaya merupakan langkah dan wujud nyata.
“Semoga kolaborasi ini akan menginspirasi pihak pihak lain untuk bersama mengukuhkan jati diri kota di tengah kemajuan yang ada,” harap pria yang biasa disapa Nanang itu.
Terakhir, FIB UNAIR bersama dengan Dispusip dan beberapa komunitas Surabaya berharap agar penambahan dan pemutakhiran entri ensiklopedia terus digiatkan secara rutin dan partisipatif. Artinya, publik juga dapat mengirimkan atau menyumbangkan tulisan entri ensiklopedia tentang kearifan lokal di Surabaya.
“Tujuannya adalah agar publik memiliki referensi tentang kekayaan kearifan lokal yang dapat digunakan untuk berbagai hal. Misalnya, ide destinasi wisata sejarah dan budaya, produk ekonomi kreatif, maupun edukasi,” terang Prof. Purnawan.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait