SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Unit Kerohanian Kristen Protestan (UKKP) Universitas Surabaya (Ubaya) membuat taman paskah dengan memanfaatkan barang bekas. Kegiatan ini dilakukan sebagai momen memperingati Hari Raya Jumat Agung. Pembuatan taman paskah dilakukan pada Kamis (6/4/2023) di Ubaya Student Center, Kampus Ubaya II, Kampus Tenggilis.
Pada momen paskah, taman paskah menjadi salah satu dekorasi yang bertujuan memberikan pengetahuan kepada jemaat tentang karya penebusan dosa manusia yang dilakukan oleh Yesus Kristus.
Ketua UKKP Ubaya, Angelina Agatha Sutanto mengatakan, taman paskah buatan UKKP terdiri dari jalan Via Dolorosa (jalan salib), bukit golgota, hingga salib Yesus. Semuanya dibuat dari barang bekas, seperti kardus, kertas bekas, hingga cangkang telur.
Angeline menyebut konsep menggunakan barang bekas menyesuaikan tema paskah UKKP tahun ini, yaitu “Reborn”.
“Kami ingin mendaur ulang barang-barang bekas yang terlihat tidak berguna menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berharga. Hal ini sama seperti manusia yang telah rusak karena dosa, namun Yesus telah datang dan menebusnya. Sehingga, setiap dari kita menjadi berharga,” jelasnya.
Salib dengan panjang 195 sentimeter dan lebar 93 sentimeter terbuat dari styrofoam yang dilapisi dengan cangkang telur. Angel menjelaskan bahwa cangkang telur dikumpulkan dari pedagang-pedagang telur yang ada di sekitar Ubaya.
Sedangkan untuk jalan Via Dolorosa dihias menggunakan pipa paralon bekas. Agar makin apik, taman dilengkapi dengan ornamen daun dan lampu-lampu.
Pembuatan taman paskah ini membutuhkan waktu selama satu minggu penuh. Angel mengungkapkan, tantangan dari membuat taman ini adalah membagi waktu antara kuliah dan mengerjakan.
“Kami sering kumpul bersama untuk brainstorming ide dan konsep. Nantinya taman paskah ini akan kami simpan dan dipakai saat perayaan paskah UKKP minggu depan,” imbuh mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya angkatan 2019 itu.
Angel berharap, taman paskah ini dapat mengingatkan setiap orang tentang kasih Tuhan untuk semua umat yang membuat jati diri manusia berharga.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait