Sebab itu Refly mengaku tercengang ketika ada lembaga survei yang mematok kontrak hingga Rp100 miliar dalam setahun. “Maka jangan heran kalau ada lembaga survei yang lakukan setiap bulan. Seolah setiap bulan bisa berubah pemikiran seseorang,” bebernya.
Karena itu kemudian lembaga survei ini dituntut melakukan survei sesuai kontrak. “Yang dimenangkan yang menyewa. Rasanya tak mungkin surveinya buruk orang yang ingin dipopularitaskan. Dan ini besar pengaruhnya terhadap pemenangan seseorang,” tegas Refly kembali.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait