SAMPANG, iNewsSurabaya.id – Konflik Syiah Sampang telah terjadi sebelas tahun silam. Mereka mengungsi di Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur untuk menyelamatkan diri dari amukan massa yang berada di Kabupaten Sampang.
Konflik sosial tersebut telah reda, masyarakat Sampang mulai menerima keberadaan warga Syiah dengan syarat, mereka kembali ke ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja). Satu persatu, warga Sampang Syiah dibaiat untuk kembali ke Ahlussunah Wal Jamaah atau Sunni. Proses baiat ini dilakukan oleh tokoh atau ulama untuk memastikan kembalinya warga Sampang yang telah lama pergi dari kampong halaman.
Tak tanggung-tanggung, mereka dijemput Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi. Orang nomor satu di Sampang ini mengatakan, para penyintas penganut Syiah ini telah dipulangkan. Mereka berasal dari dua Desa dan Kecamatan, yakni, warga Desa Blu'uran, Karang Penang, dan Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben. Mereka dibaiat dan dinyatakan kembali pada ajaran Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) atau sunni yang dilakukan tokoh ulama.
"Ada 265 orang dari 62 Kartu Keluarga (KK) warga penyintas pada konflik sosial dan ajaran yang diduga menyimpang dapat dipulangkan pada tahap 2 ke rumah masing-masing di Kabupaten Sampang", tuturnya
Upaya penyelesaian konflik ini dilakukan dengan cara memulangkan saudara dari Warga Sampang yang mengungsi di Rusunawa Jemundo. Prosesnya-pun melibatkan banyak pihak agar mereka benar-benar berjalan dengan baik.
“Hampir 11 tahun silam, masalah konflik sosial ini berjalan. Kami upayakan selalu menjalin komunikasi dengan para tokoh, ulama, dan unsur lain demi menyelesaikan konflik berkepanjangan ini. Alhamdulillah, masalah sosial ini dapat kami selesaikan dengan baik hingga warga penyintas bisa pulang ke rumah,” lanjutnya.
Pada kesempatan ini hadir Dr. Romadi selaku staff kepresidenan yang sangat antusias dan sejak awal menaruh perhatian yang sangat serius terhadap persoalan yang ada di kabupaten Sampang ini. "Kami menjalankan tugas dari kepala staf yang waktu itu pernah bertemu dan berkunjung kesampang dan kami diminta untuk terus mengikuti dan mengawal, mendampingi proses penjemputan ini," ungkapnya.
Catatan sejarah baru , karena siang ini telah ada satu titik kesepakatan yang patut disyukuri semua, kembalinya warga Sampang yang tak pernah pulang selama 11 tahun. “Proses ini bisa terjadi berkat doa serta dukungan kerjasama semua pihak yang ikut andil dalam usaha baik mengenai konflik ini,” katanya.
"Bupati sudah mengorkestrasi yang sudah memungkinkan proses ini dan Alhamdulillah kami sampai di titik ini. Ini menunjukkan pemerintah dan negara hadir untuk bersama-sama melenyelesaikan persoalan yang ada," tutupnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait