Organ Dalamnya Komplikasi, Naufal Tunjukkan Semangat Ikuti UTBK Ditemani Sang Ibunda

Arif Ardliyanto
Mohammad Naufal Hasqi, peserta asal Jombang tetap semangat dan fokus mengikuti UTBK ditemani sang ibundanya. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Mohammad Naufal Hasqi, peserta asal Jombang tetap semangat dan fokus mengikuti UTBK sesi pagi di Ruang Tes, Lantai 1, Gedung Laboratorium Science, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), UNESA Kampus Ketintang, kemarin.

Padahal kondisinya kurang sehat, di depan ruangan, tampak sang Ibu, Yeni Rahmawati menunggu anak semata wayangnya itu dengan penuh harap. Dia tampak lebih banyak diam, seperti sedang berdoa dalam hati. Sesekali kedua tangannya mengusap wajah. "Semoga anak saya, tesnya lancar dan bisa diterima kuliah," ucapnya agak terbata-bata. 

Yeni mengatakan bahwa dia harus menemani dan men-support sepenuh hati perjuangan anaknya, agar bisa diterima di salah satu kampus impiannya. Tekad anaknya untuk kuliah terbilang kuat. Sehingga apapun kondisi yang dialaminya, tak menjadi halangan untuk mewujudkan mimpinya. 

Perempuan asal Sumobito itu membeberkan, anaknya  mengikuti UTBK dalam kondisi kesehatan yang kurang baik. Organ dalamnya mengalami komplikasi serius. Itu terjadi setelah Naufal  mengalami kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawanya, dua tahun lalu. 

Kecelakaan tersebut terjadi saat Naufal berangkat ke sekolah. Insiden itu membuat Naufal tak sadarkan diri. Seluruh badannya dipenuhi luka memar. Pun organ dalamnya mengalami trauma abdomen atau cedera parah.

Anaknya dilarikan ke salah satu rumah sakit di Jombang. Namun, kondisinya parah dan terpaksa harus dilarikan ke RSUD. Dr. Soetomo, Surabaya. Di sana, para dokter mengambil jalan operasi. Yeni deg-degan. Dia tak ingin kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya beberapa tahun sebelumnya juga terjadi pada anaknya. 

Dia tak bisa berbuat banyak. Kecuali menyetujui tindakan medis tersebut sambil berdoa untuk kesembuhan sang anak. "Kan kami diberitahu Naufal harus dioperasi, seingat saya itu operasi organ hati dan empedu," ucap Yeni.

Pasca-operasi, kondisi anaknya tak langsung membaik. Sebab, komplikasi itu ternyata juga menjalar ke organ jantung yang membuat Naufal harus rutin check up atau pemeriksaan. 

"Luka dalamnya masih parah sebenarnya, makanya dia tidak bisa banyak gerak. Dia pun sering pusing. Sebelum tes dia harus konsumsi obat dulu dan tidak bisa jauh dari air mineral. Kalau gak gitu, nyeri parah bisa muncul dan dia gak bisa konsentrasi," beber Yeni. 

Karena kondisinya itulah, UNESA menyiapkan ruangan tes khusus di lantai satu untuk memudahkan Naufal. Pun, disiapkan pengawas atau pendamping khusus yang membantunya masuk dan keluar ruangan tes. 

Setelah tes, Naufal tampak tegar keluar dan disambut Yeni. Naufal mengatakan bahwa tesnya berjalan lancar. Soal-soalnya sudah dia kerjakan. Sebelum tes tersebut, ternyata Naufal sudah belajar jauh-jauh hari. Dia mengerjakan soal baik yang tersedia di internet maupun bimbingan langsung dengan gurunya. 

Dia belajar tidak hanya di rumah, pun ketika menemani ibunya berjualan dia tetap membawa buku-buku dan mengerjakan soal-soal. "Saya harus belajar. Di rumah dan di tempat ibu saya berjualan di kantin sekolah. Kalau ada soal yang sulit, saya ikut bimbingan," katanya. 

Menurut Naufal, apapun kondisinya, belajar harus tetap dilakukan. Karena hanya belajarlah yang membuat potensi yang ada bisa terus berkembang. Bahkan lebih jauh, belajar juga bisa mewujudkan mimpi seseorang. "Pengen bangat kuliah, saya harus terus belajar agar bisa kuliah," ungkapnya. 

Dibalik perjuangannya itu, Naufal hanya punya satu tujuan yaitu ingin membanggakan dan membahagiakan ibunya serta mendiang Ayah yang sudah tiada. "Semoga saja bisa lulus. Kebetulan saya pilih Sains Data dan Teknik Informatika di UPN. Namun, pilih tes di sini (UNESA, red). Saya pengen sih sebenarnya daftar di UNESA, tetapi kurang percaya diri gitu. Karena mikirnya kondisi saya yang begini," ucap Naufal.

Kepala Sub Direktorat Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa, Dr. Sukarmin, M.Pd., mengapresiasi perjuangan peserta tersebut. Terlebih untuk sampai di UNESA, Naufal dan ibunya menempuh perjalanan menggunakan kereta api. Lalu, turun di Stasiun Sepanjang dan istirahat di kediaman keluarganya di Surabaya. 

"Perjuangan Naufal ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi peserta yang lain. Kalau sudah punya tekad, kondisi bukan masalah, justru menjadi kendaraan dan pembakar semangat untuk terus melaju mencapai tujuan yang diharapkan. Semoga, Naufal ini bisa lolos di kampus pilihannya," harap Sukarmin.  

 

 

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network