Selain program ini, Antiek memastikan bahwa Pemkot Surabaya juga telah melakukan berbagai upaya untuk menekan inflasi dan menjaga kestabilan harga menjelang Hari Raya Idul Adha. Salah satunya dengan memastikan stok barang tersedia di pasar.
Apabila terjadi kelangkaan barang, maka pemkot akan berkomunikasi dengan distributor hingga daerah produksi. Untuk memastikan distribusi tak mengerek harga, Pemkot Surabaya juga menyiapkan pola subsidi ongkos angkut. “Semoga dengan berbagai cara ini, kita bisa terus menekan inflasi di Surabaya,” ujarnya.
Jualan Bahan Pokok di PISS Ludes, Warga Antre Mulai Pagi untuk mendapatkan barang yang dijual. Foto iNewsSurabaya/ist
Sementara itu, Dirut PT Paskomnas Indonesia Hartono Wignyo mengaku bangga Pasar Induk Sidotopo Surabaya (PISS) menjadi tempat Gerakan Pangan Murah Nasional, khususnya di Kota Surabaya. Bagi dia, PISS ini adalah pasar induknya Surabaya, sehingga sudah menjadi kewajiban PISS untuk melayani warga Surabaya.
“Sebagai pasar induknya Surabaya, kita berkewajiban menyediakan kebutuhan masyarakat dengan mudah, terjangkau dan berkesinambungan, itu tugas kita dan terus kita lakukan,” tegasnya.
Nurul, salah satu warga Surabaya yang memanfaatkan Gerakan Pangan Murah itu mengaku senang bisa mendapatkan sembako murah. Saat itu, ia membeli bawang merah, bawang putih, cabai besar dan cabai kecil yang harganya cuma Rp 5 ribuan. Bahkan, ia juga membeli beras dan minyak bersama para tetangganya.
“Senang sekali ini bisa mendapatkan sembako murah. Cabai juga sangat murah, alhamdulillah cukup untuk beberapa hari ke depannya,” kata dia.
Ia juga berharap pemerintah semakin sering menggelar acara seperti ini, apalagi menjelang Hari Raya Idul Adha yang biasanya harga-harga naik. “Tentu ini sangat membantu kami, tidak bingung kita sampai lebaran nanti,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait