Tingkatkan Produktivitas, Petani Tebu Diharapkan Mampu Melakukan Inovasi Penanaman

Arif Ardliyanto
Petani diharapkan mampu untuk mengembangkan produktivitasnya dengan memanfaatkan teknologi. Foto iNewsSurabaya/tangkap layar

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Penanaman tebu di Lamongan terus dilakukan inovasi untuk meningkatkan produktivitasnya. Petani diharapkan mampu untuk mengembangkan produktivitasnya dengan memanfaatkan teknologi.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan mengajak petani tebu untuk terus berinovasi dalam penanaman tebu agar produktivitasnya meningkat dan kualitasnya premium. Kemajuan teknologi saat ini sangat dibutuhkan, keterampilan petani diharapkan mampu beradaptasi. Selain itu, dengan berinovasi dipastikan dapat mengatasi permasalahan pupuk.

"Tebu merupakan salah satu potensi di bidang pertanian Lamongan, maka dari itu Pemerintah Kabupaten Lamongan mengajak para petani lebih berinovasi saat melakukan penanaman mulai dari penggunaan alat, pembuatan pupuk organik, dan lain sebagainya. Pemkab Lamongan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan akan terus mendampingi petani tebu melalui pelatihan-pelatihan agar memaksimalkan kapasitas petani," tutur Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi.

Dapat dikatakan sebagai bagian dari potensi pertanian karena dari 27 Kecamatan di Lamongan 10 diantaranya menjadi penghasil tebu seperti di Kecamatan Mantup, Kecamatan Kembangbahu, Kecamatan Tikung, Kecamatan Sambeng, Kecamatan Ngimbang, Kecamatan sukorame, Kecamatan Bluluk, Kecamatan Modo, Kecamatan kedungpring dan Kecamatan Sugio.

Melalui siaran pers Humas Pemkab Lamongan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan, Moh. Wahyudi, luas tanaman tebu tahun 2022 ialah 3.601 hektar. Dari seluruh lahan dapat menghasilkan 226.994 ton gula dengan provitas 613 kuintal per hektar. Kualitas yang dihasilkan juga sangat bagus karena rendemennya mencapai rata-rata 7,5%.

"Potensi tebu di Lamongan dapat dikatakan besar karena penghasil tebu tersebar di 10 kecamatan dan tentu ditunjang dengan kualitas yang bagus jika dilihatbdari rendemennya," terang Wahyudi saat melakukan panen tebu di lahan seluas 2,4 hektar.

Dalam pemilihan varietas mayoritas menggunakan Bulu Lawang (BL) yangmana termasuk kategori tebu akhir (usia penanaman 1 tahun). Varietasnya sangat cocok untuk daerah tadah hujan denga tekstur tanah liat.

Diungkapkan oleh Foreman wilayah Mantup, Indra, bahwa tahun ini penanaman tebu di wilayah Mantup aman yangmana berhasil panen dan terhindar dari hama.

"Di Desa Tugu luas lahan tebu ada 50 hektar lahan yang dikelola oleh 3 petani. Tahun ini berhasil panen karena kita aman dari serangan hama. Karena sebenarnya yang menjadi faktor gagal panen adalah cuaca dan hama," ungkap Indra.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network