Habib Umar menuturkan, sesuai dengan arahan PBNU, dirinya mendapat tugas pokok yang tidak boleh diabaikan, yakni melakukan penataan struktur, personalia dan mekanisme kerja yang mengacu pada kepatuhan kepada pimpinan, mulai pengurus harian Cabang, Lembaga, MWC sampai Ranting serta Banom, sehingga ke depan pelaksanaan kegiatan organisasi selalu mengacu pada amanat muktamar dan kepentingan jamaah di tingkat basis.
“Itu sesuatu yang prinsip karena cabang atau pengurus cabang kan kerja. Nanti operasional lembaga langsung dengan masyarakat yang MWC kebawah. Jadi semua sektor bekerja untuk merawat umat,” ujarnya.
Untuk itu, ungkap Salah Satu Ketua PBNU ini, kedatangannya menjadi Ketua PCNU Surabaya ini terfokus pada pembenahan internal. “Pesan Rois Aam, saya diminta untuk mengembalikan kejayaan PCNU Surabaya. Surabaya itukan tempat berdirinya NU, dan cabang Surabaya merupakan cabang yang berdiri pertama kali. Selama berpuluh-puluh tahun ini, NU Kota Surabaya telah memberikan pelayanan pada amsyarakat khususnya jamaah NU yang menjadi mayoritas di Kota Surabaya,” ungkap dia.
Ketua PCNU Surabaya, Habib Umarsyah juga salah satu Ketua PBNU bersama Sekretaris PCNU Surabaya Masduki Toha sedang berdiskusi. Foto iNewsSurabaya/arif
Sebagaimana diketahui, NU di Kota Surabaya menjadi organisasi paling aktif, mulai RT, RW, Kelurahan, Kecamatan hingga Kota, NU memiliki peran yang sangat besar. Berbagai sektor kehidupan telah masuk ditubuh NU, termasuk politiknya.
“Setelah reformasi ke sini, kondisi obyektif akhir-akhir ini menunjukan adanya pergeseran peran, yaitu mengarah pada politik praktis, sementara PBNU sedang gencar untuk mewujudkan makna khitoh yang hakiki, dengan kata lain seluruh kegiatan NU mulai PB, PW, PC, MWC sampai ranting harus berdampak positif kepada keluarga warga nahdliyin, ” papar Habib Umar.
Berikut Catatan Tugas Pembenahan PCNU Surabaya :
1. Bahwa existensi PCNU Surabaya selama ini sudah diakui dan dirasakan oleh masyarakat sampai tingkat basis
2. Tugas khusus yang kami terima dari PBNU adalah penataan struktur, personalia dan mekanisme kerja yang mengacu pada kepatuhan kepada pimpinan, mulai pengurus harian Cabang, Lembaga, MWC sampai Ranting serta Banom, sehingga ke depan pelaksanaan kegiatan organisasi selalu mengacu pada amanat muktamar dan kepentingan jamaah di tingkat basis
3. Kondisi obyektif akhir-akhir ini menunjukan adanya pergeseran peran, yaitu mengarah pada politik praktis, sementara PBNU sedang gencar untuk mewujudkan makna khitoh yang hakiki, dengan kata lain seluruh kegiatan NU mulai PB, PW, PC, MWC sampai ranting harus berdampak positif kepada keluarga warga nahdliyin
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait