Peringati Kemerdekaan, SMKN 6 Surabaya Gelar Lomba Pidato hingga Parikan Bahasa Jawa Halus, Seru!

Arif Ardliyanto
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Surabaya komitmen menjadikan budaya Jawa sebagai karakter siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Surabaya. Foto iNewsSurabaya/arif

SURABAYA, iNewsSurabaya.idSekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Surabaya komitmen menjadikan budaya Jawa sebagai karakter siswa. Sekolah yang berada di Margorejo ini mengadakan lomba memperingati kemerdekaan ke-78 RI dengan bahasa Jawa.

Lomba Bahasa Jawa yang dilakukan di SMKN 6 mulai pidato, parikan, dan lomba bernyanyi dengan menggunakan Bahasa Jawa. Kompetisi Bahasa Jawa ini bukan hanya Bahasa Jawa biasa, tetapi Bahasa Jawa Kromo Inggil yang harus dipergunakan dalam berkompetisi. Bahasa Jawa Kromo Inggil adalah bahasa Jawa yang dipergunakan dengan tatanan halus. sementara lomba lain dalam memperingati kemerdekaan Ri ke-78 dalam lomba memasak dan volly.

“Lomba ini mempraktekan intruksi Kepala Dinas Pendidikan untuk menjadikan Bahas Jawa sebagai penguatan karakter. Akhirnya guru-guru sepakat membuat lomba dengan Bahasa Kromo Inggil,” kata Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun disela acara lomba di sekolah.

Bahrun mengatakan, lomba dengan menggunakan Bahasa Jawa Kromo Inggil memang sulit, karena selama ini siswa sudah enjoi dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa Suroboyoan. Meski demikian, penerapan Bahasa Jawa Kromo Inggil harus mulai dikenalkan, karena imbas dari penerapan bahasa ini sangat besar bagi siswa.

“Kalau siswa sudah terbiasa dengan Bahasa Jawa Kromo Inggil, mereka akan lebih sopan kepada gurunya,” ujarnya.

Selain lomba ini, ungkap Bahrun, SMKN 6 Surabaya juga menerapkan sistem pengenalan Bahasa Jawa Kromo Inggil pada siswa. Caranya, di sekolah siswa diwajibkan memakai Bahasa Jawa Kromo Inggil dalam melakukan komunikasi antar siswa, bahkan guru. Proses komunikasi ini dilakukan setiap hari Kamis.

“Jadi setiap Kamis, di sekolah harus memakai Bahasa Jawa Kromo Inggil. Istilahnya Java Day. Ini kita lakukan untuk menerjemahkan keinginan Bapak Kepala Dinas Pendidikan,” papar Bahrun.

Bahrun yakin, jika sistem penerapan Bahasa Jawa Kromo Inggil diterapkan secara terus menerus. Maka, siswa akan lebih mengerti dan faham. Mereka bisa menerapkannya dirumah dengan orang yang lebih tua akan lebih sopan. “Semoga karakter akan akan terbentuk dengan baik,” terang dia.

Sementara itu, Aulia Sabrina Affandy, Siswi kelas XII Teknik Kimia Industri 2 ini mengaku sangat senang dengan adanya lomba ini. Menurutnya lomba Bahasa Jawa Kromo Inggil ini membuat siswa semakin berkarakter. Siswa akan lebih sering untuk menerapkan bahasa Jawa dengan guru. “Siswa akan lebih sopan dan bertutur bahasa,” katanya.


Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Surabaya komitmen menjadikan budaya Jawa sebagai karakter siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Surabaya. Foto iNewsSurabaya/arif

Lomba ini, ungkapnya sebenarnya sangat sulit, karena menggunakan Kromo Inggil. Ia mengaku melakukan persiapan yang sangat singkat, hanya dua hari sebelum lomba dilakukan. “Ceritanya saya inikan menggantikan teman saya, dia sakit makanya saya diminta untuk menggantikannya dalam lomba ini. Saya bingung, akhirnya saya belajar terus-menerus hingga lancar,” beber Aulia.

Aula berharap sekolah komitmen untuk mengembangkan penerapan Bahasa Jawa Kromo Inggil di sekolah. Dengan begitu, secara tidak langsung siswa dipaksa untuk menggunakan Bahasa Jawa dengan baik. “Kan siswa mau tidak mau harus belajar untuk bisa Bahasa Jawa. Saya yakin cara ini lebih baik,” jelas dia.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network