SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Mahasiswa Prodi Teknik Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Chelvin Afinda Sugara, menemukan konsep hunian aman dari tsunami. Konsep tersebut ia temukan setelah melakukan penelitian di Lampung.
Mahasiswa Arsitektur Untag Surabaya ini mengungkapkan, kondisi geografis dan topografis pulau Sumatera yang kompleks, rentan terhadap berbagai jenis bencana alam.
Sedangkan Provinsi Lampung sendiri memiliki lebih dari 60 persen daerah pesisir, sehingga berpotensi besar terjadinya tsunami.
Lewat penelitiannya yang berjudul ‘Perancangan Kawasan Wisata Bahari Pantai Gading yang Antisipatif Terhadap Potensi Bencana Tsunami di Bandar Lampung’, Chelvin menawarkan konsep yang bertujuan untuk melahirkan keseimbangan ekosistem bumi.
“Saya mengusung konsep ‘Hidup Berdampingan Dengan Alam’ demi menciptakan keselarasan bumi,” ungkapnya.
Menurut Chelvin, jika ditinjau dari aspek keilmuan ada 3 metode yang bisa terapkan dan juga kembangkan, khususnya di Lampung.
Pertama Break Water. Ini sebagai penyelamatan pertama untuk pemecahan gelombang air laut sebelum mengenai tanggul agar awet tidak terkena benturan secara langsung.
Kedua tanggul setingggi dua meter yang disusun bertingkat. Setiap tingkatnya satu meter agar tidak terlihat menyeramkan bagi pengunjung pantai yang dipadukan dengan landscaping di area tanggul.
"Jika air laut masih bisa naik di ketinggian dua meter tersebut, ada implemetasi ketiga yaitu bangunan Shelter Tsunami atau bangunan tinggi penyelamatan ketika terjadi bencana tsunami,” jelas mahasiswa yang pernah aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam Untag Surabaya.
Dengan adanya konsep matang ini, mahasiswa tersebut berharap konsep yang disusun olehnya dapat memberikan solusi nyata untuk masyarakat dalam mengantisipasi bencana alam.
“Kami berharap inovasi desain yang dihasilkan dapat memberikan solusi nyata dalam menghadapi potensi bencana di Lampung. Kami juga berupaya menciptakan bangunan dengan memperhatikan karakteristik wilayah dan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat mampu memberikan perlindungan dan keamanan optimal saat bencana melanda," terang Chelvin.
Chelvin berpesan kepada mahasiswa Prodi Arsitektur yang sedang mempersiapkan penyusunan skripsi agar lebih peka terhadap dampak desain pada lingkungan sekitarnya.
Ia bilang, saat ini kebanyakan mahasiswa menyususn skripsi arsitektur hanya berdasarkan topik yang disukai dan menarik. Tapi masih banyak yang masih belum memperhatikan apa saja dampak buruk terhadap lingkungan disekitarnya.
"Menurut saya, sebagai calon arsitek muda seharusnya bisa memperhatikan lingkungan sekitar dengan cara menjaga dan meminimalkan kerusakan lingkungan," tuturnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait