Dia menegaskan kembali, bahwa peresmian serentak Balai RW ini bukan untuk meresmikan bangunannya. Akan tetapi meresmikan semangat dan kepentingan Balai RW untuk warga Kota Surabaya. Karena bangunan ini tak hanya digunakan sebagai tempat berkumpul, akan tetapi juga dimanfaat oleh warga sebagai Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), Sinau Bareng, penanganan stunting dan sebagainya.
“Itu yang kita niatkan. Jadi bukan meresmikan bangunannya, tapi semangat dan fungsinya Balai RW. Karena bangunan ini hanya simbol,” katanya.
Dirinya berharap, Balai RW 04 di Kelurahan Gayungan ini bisa menjadi percontohan Balai RW lainnya di Kota Surabaya. Baik itu dari segi gotong royong, kerukunan, dan kepedulian warganya terhadap lingkungan di sekitarnya. “Jadi saya berharap Balai RW ini hidup, jangan sampai sepi, gelap, nggak ada kegiatan. Oleh karena itu, ditaruhlah kegiatan-kegiatan itu di sana (Balai RW),” harapnya.
Di samping itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad menjelaskan, ada 1.159 Balai RW yang diresmikan pada malam tasyakuran HUT ke-78 RI. Irvan menjelaskan, bangunan Balai RW yang diresmikan serentak kalini ada yang dibangun secara swadaya oleh warga, ada juga yang mendapatkan bantuan dari pemkot melalui dana kelurahan (Dakel).
Senada dengan Wali Kota Eri, Irvan menerangkan, seharusnya bangunan Balai RW itu dibangun menggunakan swadaya warga. Karena, yang diresmikan kali ini bukanlah fisik dari bangunannya, akan tetapi semangat dari kegiatan yang ada di dalam Balai RW. “Jadi bermacam-macam ya, ada yang gotong royong dari warga, ada yang dari pemerintah. Perbaikan kecil-kecil menggunakan Dakel. Tapi kalau yang rusaknya berat, semisal atap, itu dari DPRKPP,” tandas Irvan
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait