Lebih lanjut, Chuli menjelaskan sinopsis film tersebut yang menceritakan tentang perempuan muda bernama Sukma (14 tahun), yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan orang kaya dari kota.
Seminggu sebelum hari pernikahannya, Sukma mencari cara agar terhindar dari pernikahan yang tidak diinginkan tersebut. Di mana pilihannya antara seperti menunggu waktu kematiannya tiba, atau mencoba lari dari kematiannya itu sendiri.
“Sebagai seorang anak perempuan yang memiliki kesempatan untuk bersekolah dan berpendidikan tinggi, menurut saya film ini memiliki pesan kuat dalam kasus pernikahan dini di Indonesia," ucapnya.
"Bagi sebagian pemikiran orang, pernikahan dini mungkin akan menyelesaikan masalah, apalagi dalam aspek ekonomi. Tapi hal tersebut justru memiliki dampak negatif terhadap anak yang dipaksa melakukan pernikahan dini. Baik dari segi fisik hingga mental,” imbuhnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta