SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Perseteruan PKB vs PBNU berimbas di daerah-daerah. Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur akhirnya menginstruksikan seluruh pengurus dan kader untuk tidak membawa nama Nahdlatul Ulama (NU) saat melaksanakan sejumlah agenda politik di daerah.
"Kami akan berusaha untuk memberikan pemahaman kepada struktur di bawah agar tidak menggunakan nama NU dalam politik," kata Bendahara DPW PKB Jatim Fauzan Fuadi di area Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya.
Ia menyebut pelarangan menggunakan nama NU juga untuk menghormati arahan dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf.
Menurut Fauzan, larangan tersebut dimaksudkan untuk mencegah adanya oknum yang memanfaatkan nama organisasi untuk menjalankan praktik politik praktis. Selain itu juga bertujuan menjaga netralitas organisasi.
"Tentu saja karena ini sebuah komitmen dan itu dari Ketua Umum PBNU maka akan kami ikuti," ujarnya.
Sementara terkait sanksi, Fauzan menyebut para pengurus partai di tingkat provinsi masih menunggu teknis yang diterbitkan Dewan Pimpinan Pusat PKB.
"Belum ada teguran ke arah sana karena sejauh ini juga belum ada pelanggaran instruksi yang dikatakan oleh PBNU," tegas dia.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan persetujuannya terhadap keputusan PBNU tidak terlibat politik praktis.
Ia juga berkeinginan agar nama NU ditempatkan di posisi yang semestinya, yakni fokus pada umat, dakwah, dan syiar ajaran NU. Sedangkan, urusan berpolitik tetap menjadi jalan PKB.
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai 19 Oktober sampai 25 November 2023.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait