Ditanya soal kesehatan gigi masyarakat Papua yang konon giginya kuat lantaran kebiasaan mengunyah pinang dan sirih, Ester menuturkan, bahwa hal itu menjadi pekerjaan panjang bagi para tenaga kesehatan, terutama dokter gigi.
Kenapa? dokter cantik itu menjelaskan, bahwa tidak ada korelasinya antara nginang dan kekuatan gigi. Bahkan, nginang malah memiliki efek samping yang berbahaya.
"Dalam penelitian, nginang memiliki efek samping seperti kanker mulut. Merah-merah sisa nginang bisa menyebabkan penumpukan plak di gigi, sisa makanan lebih mudah menempel," tuturnya.
Kemudian dari sisi kekuatan gigi yang selama ini diyakini, ternyata juga tidak terbukti. "Sebenarnya jurnalnya tidak sih, malah menyebabkan resesi. Bisa juga erusi karena asam," imbuhnya.
Karena nginang sudah menjadi kebiasaan turun menurun di masyarakat Papua, maka edukasi harus dilakukan dengan cara halus. Pendekatan secara persuasif juga harus dilakukan agar bisa diterima.
"Nginang itu sudah menjadi tradisi. Sehingga harus pelan-pelan melakukan edukasi tentang efek samping nginang," tandasnya.
Alumni USU lulus 2020. disini sudah 7 bulan program Nusantara Sehat. kontrak selama 2 tahun. setelah itu kalau tim bisa lanjut ke individu sesuai batas usia yang ditentukan.
Sesuai program dari pemerintah, drg. Ester Verawaty Sepnita sendiri akan mengabdikan diri di pulau terpencil ini hingga habis masa kontrak selama dua tahun.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait