Dosen-Mahasiswa Untag Surabaya Dampingi Warga Produksi Kripik secara Modern, Ini yang Dilakukan

Arif Ardliyanto
Dosen-Mahasiswa Untag Surabaya Dampingi Warga Produksi Kripik secara Modern. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya turun melakukan pendampingan pada masyarakat. Kali ini, dosen dan mahasiswa FISIP Untag Surabaya membantu masyarakat Kebontunggul, Kecamatan Gondang, Mojokerto meningkatkan produksi kripik secara modern. 

Dosen dan mahasiswa melakukan Sosialisasi kegiatan Pengabdian dengan tema “Stimulasi Hilirisasi Produk Pertanian Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan di Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto”. 

Lokasi Kebontunggul  dipilih karena banyak hasil pertanian yang memiliki potensi dalam pengembangan produk pangan. Produk tersebut dapat dijadikan olahan makanan yang bisa meningkatkan pendapatan ekonomi di masyarakat. 

"Kami melakukan kegiatan Pengabdian selama 4 bulan sejak September hingga November mendatang," kata Anggraeny Puspaningtyas, S.AP., M.AP,. Ketua Pengabdian Masyarakat dari FISIP Untag Surabaya dengan anggota tim Hasan Ismail, S.AP., M.AP, Gerry Wahyu Berlia dan Nurul Qomariyatun Zulfah. 

Anggraeny mengatakan, pengabdian yang dilakukan fokus pada kelompok usaha yang ada di Kebon Tunggul bernama Hayam Wuruk. Usaha ini memanfaatkan hasil pertanian yang ada di sekitar desa untuk dikembangkan. 

Salah satunya adalah usaha kripik. Namun, pengolahan kripik masih dilakukan secara manual menggunakan kayu dan pisau. Hal tersebut merupakan permasalahan yang kerap dikeluhkan oleh masyarakat dan hasil produksi masih minim. 

"Kami putuskan untuk memberikan alat yakni mesin pengiris keripik dan spinner peniris minyak, yang dapat meningkatkan hasil produksi keripik di desa Kebontunggul," ujar Dosen FISIP Untag ini. 


Dosen-Mahasiswa Untag Surabaya Dampingi Warga Produksi Kripik secara Modern. Foto iNewsSurabaya/ist

Tidak hanya itu, ujarnya, permasalahan lain yang muncul pada kelompok usaha tersebut yaitu permasalahan pemasaran, dimana mereka hanya memasarkan produk melalui Whatsapp saja dan belum menggunakan online shop seperti shopee dan lainnya. Hal tersebut membuat kurang meluasnya market dari produk kelompok “Hayam Wuruk”. 

"Untuk itu, kita juga melakukan sosialisasi, Pelatihan dan pendampingan terhadap kelompok usaha terkait pemasaran dari produk yang dihasilkan oleh kelompok UMKM “Hayam Wuruk” di marketplace seperti Shopee serta pemaparan mengenai cara untuk meningkatkan branding dari produk tersebut. Hal tersebut bermanfaat untuk meningkatkan wawasan tentang wirausaha," papar dia. 

 

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network