SURABAYA, iNewsSurabaya.id - BRI Regional Office (RO) Surabaya terus melakukan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Terbaru, bank BRI melakukan kegiatan TJSL di Pasar Larangan Sidoarjo berupa pengelolaan sampah terpadu.
Menurut Regional SMEC Head BRI Surabaya, Ariefan Trisandy, kegiatan TJSL yang dikemas dalam Program BRI Peduli Waste Management Journey "Yok Kita Gas", merupakan program terintegrasi pengelolaan sampah terpadu dengan menerapkan prinsip sistematis, menyeluruh, berkesinambungan serta mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan literasi keuangan.
“Hal ini juga terintegrasi dengan proses bisnis BRI dengan memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat,” kata Ariefan, Selasa (3/10/2023).
Ariefan melanjutkan, pengelolaan sampah merupakan aktivitas untuk mengelola sampah dari awal hingga pembuangan. Aktivitasnya meliputi pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, perawatan dan pembuangan yang diiringi oleh monitoring dan regulasi manajemen sampah.
“Salah satu implementasi Gerakan Anti Sampah "Yok Kita Gas" ini dilakukan di Pasar Larangan Sidoarjo sebagai salah satu pusat aktivitas ekonomi masyarakat. Dari kegiatan ini diharapkan, Pasar Larangan dapat menjadi pasar percontohan dalam pengelolaan sampah terintegrasi di Jawa Timur,” tambahnya.
Kegiatan tersebut dihadiri Regional SMEC Head BRI, Ariefan Trisandy dan Branch Manager BRI Sidoarjo, Entin Masnawati.
Sementara dari Pemkab Sidoarjo dihadiri beberapa pejabat terkait seperti Kepala Disperindag Sidoarjo, Widiyantoro Basuki,SH, Sekretariat Disperindag, M.Yunan khoiron S.Sos M.si.
Selain itu juga tampak hadir Kepala Bidang Pasar Disperindag, Hoedy Prasetya S.Sos., Koordinator Wilayah Pasar Larangan, Askud Hari Santoso, Kepala Pengelola Pasar Larangan, Masluchah Munadiroh, Ketua Bank Sampah, Sony Prayitno serta Kepala Desa Larangan, Agus Siswanto.
Dia mengaku, dalam kegiatan "YOK KITA GAS" di Pasar Larangan Sidoarjo, Tim BRI RO Surabaya melakukan berbagai kegiatan seperti merenovasi TPST Pasar Larangan, memberikan Pelatihan Pemilahan Sampah, Pelatihan Tata Kelola dan Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Literasi Keuangan.
Pihaknya juga memberikan Pelatihan Manajemen Bisnis Bank Sampah, Pelatihan Budidaya Maggot, Pelatihan Teknis Operasional Mesin Pengolahan Sampah, Pendampingan Pengolahan Sampah Pasar dan Bank Sampah selama 6 bulan, Pengadaan 3 Unit Mesin Pengolahan Sampah : Gibrik, Pencacah Organik dan Press.
“Kami juga memberikan 4 Gerobak Dorong Sampah, membangun 4 Bedengan Maggot serta membangun 1 Kandang Lalat BSF,” ujarnya.
Aktivitas edukasi dilakukan kepada pedagang diawali dengan sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik kepada pedagang. Hasil pemilahan sampah anorganik akan disetorkan kepada bank sampah Pasar Larangan dan dapat menjadi tabungan penambah pendapatan bagi pedagang yang menjadi nasabah Bank Sampah.
“Sampah organik akan dikelola dalam bentuk pakan maggot, ecoenzym, pupuk organik. Hasilnya cukup bagus. Selama pendampingan 6 bulan (Maret-September), TJSL Pasar Larangan saat ini mampu mereduksi sampah sebanyak 3 ton,” pungkas Ariefan.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait