SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kasus perundingan dan bullying masih marak ditengah masyarakat. LAZISNU Surabaya mencium berkembangnya perundungan, dengan menggandeng Fatayat mengadakan event bersinergi Safari NUSA (NU berkiSAh).
Saat ini, kasus perundungan dikalangan pelajar sangatlah miris, bahkan berkembang pesat diberbagai jenjang sekolah. Anak-anak merupakan elemen penting terjadinya bullying di suatu lingkungan, dimana tindakan ini akan berpengaruh terhadap perilaku pelaku maupun korban dalam kegiatan belajar.
Jika merujuk pada konsep pembelajaran yang di ajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, jelas bahwa proses belajar mengajar tidak hanya melibatkan satuan pendidikan tetapi keluarga dan Masyarakat. Oleh sebab itu bullying perlu perhatian khusus dari berbagai pihak manapun.
"LAZISNU melakukan sinergi dengan Fatayat untuk menghadirkan Safari NUSA (NU berkiSAh) spesial Hari santri bertakjub Stop Bullying. Kegiatan ini merupakan event berkisah atau bercerita dengan tujuan untuk mengedukasi anak dengan cara yang mudah diterima. Selain itu kegiatan ini diharapkan bisa mendidik anak untuk memiliki empati lebih terhadap sesama," kata Ketua LAZISNU Kota Surabaya, Dr. Moh. Mukhrojin.
Mukhrojin menuturkan, kegiatan ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD), Taman Kanak-kanak (TK), maupun Taman Pendidikan Quran (TPQ). Fatayat berperan untuk mengedukasi tentang bullying lalu disambung kisah inspiratif tentang bullying oleh teman-teman LAZISNU kota Surabaya.
“Terimakasih banyak, anak-anak sangat antusias sekali menyambut event NUSA ini setelah diinformasikan ke mereka akan ada kegiatan berkisah," ujar Eva selaku Guru SDN Gading 3.
Tak hanya itu, Lia Guru TK Bina Bangsa 2 mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Terimakasih untuk Lazisnu atas kegiatan ini, selain memberikan metode pembelajaran baru juga merefresh anak-anak Agar tidak jenuh untuk belajar,” ujarnya.
Selain edukasi dan berkisah di akhir sesi Lazisnu mengajak anak-anak untuk berinfaq dan berbagi secara langsung dengan sesame agar menumbuhkan rasa empati yang tinggi.
"Alhamdulillah kegiatan ini diikuti 17 sekolah dan sudah terlaksana 6 sekolah dengan total siswa yang mengikuti event ini 2500 siwa. Semoga kedepannya akan semakin banyak siswa yang teredukasi dan paham untuk saling saying terhadap sesame sehingga kasus perundungan berkurang, bahkan tidak terjadi lagi dikemudian hari," ucap dia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait