SURABAYA, iNews.id – Pemukulan siswa SMP Negeri di Surabaya masih terus berlanjut. Kali ini viral kiriman whatsapp (WA), salah satu siswa yang merekam video kejadian pemukulan guru terhadap siswa diintimidasi pihak sekolah.
Dugaan intimidasi ini ditemukan dari hasil percakapan salah satu orang tua siswa. Orang tua tersebut menceritakan, siswa yang merekam video tersebut mendapat ancaman, karena berani menyebarkan video pemukulan di dalam sekolah.
Munculnya ancaman ini membuat orang tua siswa SMP Negeri tersebut perihatin. Menurut mereka, jika tidak ada video ini tidak mungkin kejadian pemukulan bisa terungkap. “Korban pemukulan gpp le, sing garai mangkel iku yg mevideo kena sanksi (Korab pemukulan tidak apa, yang membuat sebel itu yang memvideo kena sanksi),” bunyi kutipan Whatsapp orang tua siswa yang menyebar.
Sebagaimana diketahui, video yang beredar ini diduga diambil oleh salah satu siswa yang juga ada didalam kelas. Siswa yang melakukan perekaman tersebut justru mendapatkan intimidasi hingga sanksi dari pihak sekolah.
Sanksi tidak hanya diberikan kepada satu siswi saja, melainkan sanksi diberikan kepada dua siswi. Karena satu siswi sebagai perekam dan satu siswi yang meminta agar video kekerasan guru tersebut dishare ke WA.
Aksi guru sebuah SMP Negeri di Surabaya menempeleng dan membenturkan kepala siswa ke papan tulis di depan kelas viral, Sabtu (29/1/2022). (Foto: Tangkapan Layar)
Sanksi yang diberikan oleh pihak sekolah kepada siswi itu disampaikan oleh salah satu wali murid. Saat dihubungi melalui selulernya, ia menyebutkan bahwa ada dua siswi yang diberi sanksi. "Saya tidak tahu sanksi apa. Namun yang pasti, dua siswi diberi sanksi oleh pihak sekolah setelah melakukan perekaman itu," kata salah satu wali murid.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan data-data untuk melengkapi bukti-bukti yang ada. Menurut dia, data ini yang akan dijadikan landasan untuk menentukan langkah berikutnya.
“Guru (yang memukul) akan diproses sesuai dengan ketentuan yang ada,” ujarnya.
Yusuf menegaskan, saat ini yang dilakukan adalah memberikan penguatan kepada siswa dipukul untuk tetap sekolah. Selain itu, pihaknya juga mendatangi orang tua siswa supaya memberi keyakinan, bahwa anaknya tetap harus sekolah.
“Kami juga meminta maaf kepada orang tua siswa yang dipukul. Kami berharap siswa yang bersangkutan tetap sekolah,” tutur dia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait