SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Muda bukan menjadi penghalang seseorang untuk mendapat kepercayaan menjadi Juru Bicara (jubir). Seperti halnya sosok cantik bernama Ais Shafiyah.
Ais Shafiyah merupakan sosok yang sempat viral karena prestasinya lulus S2 dari Cardiff University di usia 20 tahun, dan saat ini tengah menempuh studi S3 Doktoral Ilmu Politik di Universitas Airlangga. Namanya kini malah bersanding dengan tokoh-tokoh nasional dalam pemenangan pasangan AMIN di usia 21 tahun.
“Terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh AMIN kepada saya. Ini bentuk nyata dari AMIN yang memberikan keterbukaan ruang bagi anak muda khususnya perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam politik,” ucap perempuan muda yang akrab dipanggil Ning Ais ini.
Ning Ais menegaskan, tugasnya sebagai Jubir tidaklah akan sulit, karena banyak hal yang sudah dilakukan dan dibuktikan oleh pasangan AMIN. Bagi Ning Ais, gagasan dan program yang ditawarkan memang berbicara tentang bagaimana kesejahteraan masyarakat.
Ais Shafiyah juga sudah banyak aktif turun ke masyarakat untuk melakukan kegiatan sosial, mendengar aspirasi masyarakat, hingga memberikan program bantuan untuk masyarakat. Khususnya karena ia juga ditugaskan untuk maju sebagai Caleg DPRD Kota Surabaya Dapil 1 (Krembangan, Bubutan, Genteng, Tegalsari, Simokerto, dan Gubeng) nomor urut 2.
“Pasangan Anies-Muhaimin banyak membawa program-program yang berbicara tentang visi terwujudnya kesejahteraan Masyarakat. AMIN juga mempunyai program konkrit tentang lingkungan dengan visinya mewujudkan keadilan ekologis bagi generasi mendatang," ungkapnya.
"Hal tersebut sudah selaras dengan apa yang selama ini saya lakukan. Dalam banyak kesempatan, saya membangun diskusi mengenai green politics, tentang bagaimana kita mencari solusi atas permasalahan-permasalahan lingkungan yang terjadi untuk menjaga keseimbangan ekologis bagi generasi mendatang,” imbuhnya.
Ning Ais juga berpesan kepada seluruh masyarakat agar ikut berpartisipasi aktif dalam pesta demokrasi ini dan tetap menjaga kerukunan dan persatuan meskipun berbeda pilihan.
“Masyarakat harus berpartisipasi aktif, karena pesta demokrasi ini tidak hanya untuk segelintir orang, tapi untuk seluruh masyarakat Indonesia dalam rangka menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin untuk bangsa ini. Meski berbeda pandangan, tetap jaga kerukunan dan persatuan, sebab pemilu hanya sementara dan persaudaraan harus selamanya,” tutup Ning Ais.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait