Mantan Peneliti LIPI Soroti Etika Politik di Pilpres 2024, Begini Temuannya

Lukman Hakim
Mantan Peneliti LIPI Soroti Etika Politik di Pilpres 2024. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Mantan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Ikrar Nusa Bhakti, Ph.d., menyoroti etika dalam berpolitik saat ini karena di negara demokrasi tidak pernah ditemukan lawan politik akhirnya menjadi koalisi.

"Ketika saat ini, situasinya menjadi suatu yang aneh jika dulu yang menjadi lawan tanding dan berbeda partai politik menjadi koalisi. Tidak ada di dunia peristiwa seperti ini, baik di Amerika Serikat maupun Australia," ujar Prof. Ikrar di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Kamis (23/11/2023).
Ia pun mengusulkan agar ke depannya ada undang-undang yang mengatur ikatan politik, sehingga akan ada sanksi jika seseorang yang memiliki jabatan kemudian membelot dari partainya. 

"Makanya saya mengusulkan adanya UU pemilu agar ikatan politik seorang calon yang didukung partai dan kemudian membelot harus ada sanksi,"lanjutnya.

Dia menyebut sama halnya dengan permasalahan PDI Perjuangan saat ini. Ikatan politik dan janji politik partai dengan presiden ini sangat kuat. Tetapi tidak bisa ada sanksi politik yang sudah tertulis.

"Tidak sedikit generasi muda di partai Golkar, PAN, Gerindra yang lebih berdarah-darah berjuang untuk partainya. Mereka harus menerima kenyataan harus menerima anak presiden sebagai calon wakil presiden. Dan ini bisa membuat pemilih muda di kalangan ini," ujarnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network