SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Artis dan selebritis atau pesohor tanah air makin banyak yang terjun ke dunia politik menjadi calon Legislatif DPR RI. Dari data KPU RI, sedikitnya ada sekitar 82 artis, selebritas dan selebgram yang akan ikut dalam Pemilihan Legislatif 2024.
Salah satu daerah pemilihan atau dapil yang banyak diisi oleh caleg artis adalah dapil Jawa Timur 1, Surabaya Sidoarjo.
Di dapil Jatim 1 ini ada nama sejumlah artis dan selebgram yang bertarung untuk lolos ke Senayan. Diantaranya Arzeti Bilbina dari PKB, Lucy kurniasari dari Partai Demokrat, Ahmad Dani dari Gerindra, Arizal Tom Liwafa dari PAN, Andre Hehanusa dari PDIP, dan Krisna Mukti dari Nasdem.
Dapil Jatim 1 nantinya akan memperebutkan 10 kursi untuk lolos ke DPR RI. Persaingan ketat antar caleg di Dapil Jatim 1 tidak hanya terjadi antar caleg artis, namun juga dengan caleg incumbent yang sudah memiliki basis massa. Dari daftar caleg artis di dapil Jatim 1 ini hanya Arzeti Bilbina dan Lucy kurniasari yang berstatus caleg incumbent.
Menurut Mochtar W Oetomo, peneliti senior dari Surabaya Survey Center atau SCC, dapil jatim 1 ini bukan hanya jadi dapil neraka bagi caleg berpengalaman dan sudah mapan, incumbent, namun juga jadi dapil neraka bagi artis selebgram atau pesohor.
Sejauh ini berdasar survey SSC, para caleg artis ini popularitasnya melampaui caleg kenamaan yang sudah mapan di dapil jatim satu, Surabaya Sidoarjo.
Namun dari sisi elektabilitas, bisa dibilang hanya Arzeti Bilbina, Lucy Kurniasari dan Ahmad Dani yang mampu bersaing dengan para caleg mapan atau incumbent lainnya di dapil jatim 1.
"Arzeti Bilbina dan Lucy kurniasari sendiri merupakan caleg incumbent yang telah memiliki basis massa sendiri. Arzeti Bilbina caleg PKB kuat di Sidoarjo, sementara Lucy kurniasari dari Partai Demokrat kuat di Kota Surabaya. Ahmad Dani dari Gerindra juga dinilai kuat di Kota Surabaya, namun belum terlihat aktif turun menyapa pemilihnya," ungkap Mochtar W Oetomo.
Berdasarkan survey SSC yang dilakukan bulan November kemarin, dari caleg artis di dapil Jatim satu, Surabaya Sidoarjo, elektabilitas tertinggi Arzeti Bilbina dengan raihan 7 persen.
Kemudian disusul Lucy Kurniasari dengan 5 persen, Ahmad Dani diperingkat ketiga dengan meraih 3 persen.
Nama caleg PAN, Arizal Tom Liwafa dan caleg PDIP, Andre Hehanusa berada diposisi keempat dan kelima. Sementara caleg dari Nasdem, Krisna Mukti diposisi terakhir, karena belum terlihat aktif turun ke masyarakat.
"Hasil survey caleg artis dibawah posisi Ahmad Dani ini elektabilitasnya satu koma sekian persen. Ini sangat berat untuk bersaing. Untuk meningkatkan elektabilitas dan lolos ke Senayan, caleg artis tidak hanya memperbanyak baliho, membagi kalender dan marchandise, namun harus turun aktif ke pemilihnya," jelas peneliti senior SSC.
Mochtar W Oetomo menyarankan caleg artis di dapil Jatim satu yang elektabilitas masih di angka satu koma sekian persen ini, harus bisa memetakan karakter geopolitik dua wilayah Surabaya dan Sidoarjo.
Kota Surabaya merupakan basis Merah ( PDIP) dan Sidoarjo merupakan basis hijau ( PKB). Keduanya memiliki geopolitik yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang berbeda.
"Kota Surabaya yang menjadi kota metropolitan yang relatif terbuka terhadap informasi, pemilihnya selalu mencari informasi caleg yang akan dipilih. Maka caleg harus mampu menyampaikan track record, prestasi, kompetensi di dunia Legislatif. Sementara di Sidoarjo memliki karakter Nahdiyin, caleg harus memahami karakter pemilih Nahdiyin. Caleg harus melebur dengan kegiatan masyarakat di kampung, baik di level kultural maupun struktural," paparnya.
Sementara pengamat politik dan pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo menilai caleg artis tidak cukup hanya bermodal popularitas.
Berdasarkan riset dari Puskakom Unair, memperlihatkan publik atau pemilih sebanyak 65 persen menginginkan bertemu langsung dengan caleg yang akan dipilih.
"Dari situ caleg artis tidak cukup hanya bermodal popularitas. Namun harus ada proses bekerjanya, insfrastruktur dan timnya yang datang ke lapangan. Jika hanya mengandalkan popularitas dan nama besar akan sangat susah, sehingga dibutuhkan interaksi yang lebih dalam tidak sekedar keterkenalan tapi juga komunikasi secara langsung," tuturnya.
Menurut Suko Widodo, dari keikutsertaan artis menjadi caleg yang diuntungkan adalah partai politiknya. Karena dengan kepopuleran artis tersebut nama parpol akan terangkat.
"Jadi yang diuntungkan adalah parpolnya, bagi caleg artis yang mau terpilih harus bekerja seperti yang lain, seperti pertemuan publik dan lainnya," kata Dosen Unair ini.
Caleg artis dinilai punya peluang besar dari tahapan keterpilihan karena sudah memiliki popularitas. Dari segi komunikasi politik, caleg artis yang tidak bisa terjun langsung ke tengah masyarakat bisa memanfaatkan teknologi. Misalnya melalui zoom dan teknologi komunikasi lainnya.
"Pemilih sangat ingin bersentuhan langsung dengan caleg yang dipilihnya," terang Suko Widodo.
Salah satu caleg artis yang maju di Pileg 2024, adalah Arizal Tom Liwafa. Pengusaha muda Surabaya ini maju sebagai caleg DPR RI melalui PAN di daerah pemilihan Jatim 1, Surabaya Sidoarjo.
Pertama kali terjun ke dunia politik, Tom Liwafa telah menyiapkan strategi kampanye untuk meningkat elektabilitasnya. Salah satunya langsung turun ke tengah masyarakat pemilihnya.
"Kita sering turun ke masyarakat dengan membuat permainan yang berhadiah sembako. Ini membuat masyarakat bergembira dan menjadi kreatifitas anak muda," ungkap Tom Liwafa.
Caleg PAN ini tetap optimistis bisa bersaing dengan caleg artis dan caleg kenamaan lainnya di dapil Jatim 1.
"Sekarang waktunya anak muda tampil dan kekuatan anak muda menciptakan ide kreatif. Pada akhirnya pemilih akan melihat itu dan ditambah jumlah followers di media sosial yang mencapai 2 juta sedikit banyak akan membantu," pungkas Influencer Surabaya ini.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait