Soal SGIE, Pakar Ekonomi Syariah Ulas Tantangan dan Peluang Ekonomi Indonesia

Ali Masduki
Gibran melontarkan pertanyaan kepada Muhaimin Iskandar mengenai bagaimana meningkatkan peringkat Indonesia dalam SGIE ketika debat Cawapres. Foto/Istimewa

Tantangan Hingga Peluang Ekonomi bagi Indonesia 

Selain mengungkap posisi Indonesia dalam SGIER, Imron juga menyarankan perlu adanya peningkatan infrastruktur dan penegakan regulasi guna menunjang potensi tersebut. 

“Indonesia sendiri sudah memiliki UU Jaminan Produk Halal (UU JPH), namun dalam implementasinya hal ini belum terealisasi sepenuhnya. Padahal, UU JPH ini merupakan alat supporting dalam meningkatkan kapasitas produk halal Indonesia. Dengan begitu, Indonesia dapat berkontribusi dalam produksi. Saya kira pemerintah harus concern terhadap penegasan regulasi untuk meningkatkan kontribusi Indonesia dalam industri halal dunia,” jelas Imron. 

Sejalan dengan regulasi, menurut Imron infrastruktur juga menjadi sektor penting dalam mendorong Indonesia menjadi produsen produk halal dunia. 

Ia mencontohkan salah satu produk berbasis daging yang masih sedikit memiliki sertifikasi halal. Selain itu, dalam bidang halal tourism juga diperlukan infrastruktur yang bagus untuk mempermudah aksesibilitas menuju destinasi wisata. 

Selain menyoroti kedua aspek tersebut, Imron juga meng-highlight pentingnya kerjasama dengan negara-negara islam. Imron menilai pemerintah dapat melakukan kerjasama B2B, G2G, industri, ataupun B2G dengan sejumlah negara yang memasarkan produk halal. 

“Saya berikan contoh negara Arab saudi yang memiliki hubungan psikologis kuat dengan Indonesia, mengingat negara kita adalah kontributor haji dan umrah paling besar. Meskipun begitu, sangat disayangkan Indonesia belum menjadi produsen dari produk halal di Arab Saudi. Padahal, kita punya andil besar karena kita punya hubungan timbal-balik dengan Arab Saudi,” ulas pakar Ekonomi Syariah UNAIR itu. 

Tak hanya itu, Imron juga mengungkapkan prospek pasar halal dunia yang terus mengalami lonjakan tiap tahunnya. “Kalau kita lihat dari perkembangannya memiliki rata-rata cukup tinggi. Misalnya, Dinar Standard melaporkan bahwa sektor media mengalami pertumbuhan 92 persen, pariwisata naik sekitar 13,1 persen, makanan halal tumbuh 58,5 persen,” jabarnya.

Lebih lanjut, Imron Mawardi juga memaparkan trend belanja umat islam yang mencapai 1,62 triliun US dolar pada tahun 2022 dan menjadi 2,29 triliun US dolar dalam kurun waktu 10 tahun. Dengan lonjakan angka pada trend belanja umat islam, Imron menilai hal ini dapat menjadi potensi pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia. 
 

Editor : Ali Masduki

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network