Peluncuran KILA 2024 sekaligus memperingati hari lahir Wage Rudolf (WR) Supratman-sang pencipta Lagu Indonesia Raya. Program KILA sendiri diluncurkan oleh Kemendikbud Ristek sejak 2020 lalu. Sampai saat ini sudah menciptakan ekosistem lagu anak nasional. Terdiri dari para pencipta lagu, arranger, penyanyi hingga komunitas.
Sementara itu, Direktur Perfilman, Musik dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Ahmad Mahendra mengatakan bahwa dalam UU Nomor 5 Tahun 2017 menyebutkan lima tujuan. Empat di antaranya adalah identitas karakter bangsa, ketahanan budaya, diplomasi budaya dan kesejahteraan.
Salah satu upaya dari empat itu yang dekat dengan KILA yaitu adalah identitas atau karakter. Sejak dini, anak-anak harus dikenalkan dengan budaya Indonesia dan kearifan lokal. “Salah satu kekhawatiran bangsa adalah lunturnya nasionalisme. KILA hadir untuk mempertebal rasa nasionalisme sejak dini,” ujarnya.
Selain itu, kata di, Program KILA yang diinisiasi oleh Direktorat Perfilman, Musik dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek memperkuat ketersediaan lagu-lagu anak sekaligus sebagai wadah berekspresi. "Tentu memerlukan ketersediaan lagu anak yang saat ini sangat minim," katanya.
Pada momen yang sama, mantan penyanyi cilik Chica Koeswoyo menilai industri musik anak harus dibangun kembali agar kreasi lagu anak bisa disokong. Dan target pasar lagu anak di Indonesia juga bagus.
"Kita anak Indonesia banyak kok, jadi sangat potensial sekali. Makanya ayo semangat, lagu anak itu harus digaungkan kembali untuk jadi konten untuk generasi anak-anak," tutupnya.
Di akhir tahun 2024, Kemendikbud Ristek akan menggelar mega konser KILA yang mengkolaborasikan penyanyi anak dan musisi dewasa, agar lagu anak kembali berkibar di Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait