JAKARTA, iNewsSurabaya.id - Tim Nasional Indonesia telah menghadirkan kejutan dengan kedatangan pemain-pemain keturunan Indonesia-Belanda yang dinaturalisasi untuk memperkuat skuad timnas. Kehadiran mereka telah menciptakan atmosfer baru yang penuh semangat, tidak hanya bagi para pemain timnas Indonesia sendiri, tetapi juga bagi para pendukung setia tim nasional.
Di antara pemain yang telah dinaturalisasi dan kini memperkuat timnas Indonesia adalah Jordi Amat, Sandy Walsh, Justin Hubner, Mark Klok, Ivan Jenner, dan Rafael Struick. Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menyatakan bahwa kehadiran pemain-pemain naturalisasi yang memiliki pengalaman bermain di Eropa tidak hanya meningkatkan kekuatan tim, tetapi juga memberikan dimensi baru untuk strategi jangka panjang timnas Indonesia.
"Saya yakin kehadiran mereka akan membantu membangun tim yang lebih kompetitif untuk pertandingan internasional dan kualifikasi Piala Dunia 2026 di kawasan Asia," ujar Shin Tae-yong dalam konferensi pers di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada Rabu (20/3/2024).
Namun, dengan meningkatnya minat dan perhatian terhadap naturalisasi pemain di timnas Indonesia, juga muncul berbagai tanggapan dan komentar dari media serta pemain timnas Asia lainnya. Hal ini khususnya terlihat menjelang laga kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia dan Timnas Vietnam.
Salah satu pemain Timnas Vietnam, Hung Dung, memberikan tanggapannya terkait permainan Timnas Indonesia. Melalui akun Instagram gondes.football, Hung Dung menyatakan bahwa Timnas Indonesia cenderung mengandalkan kekuatan fisik dalam permainan mereka, terutama karena kehadiran banyak pemain naturalisasi dari Eropa.
"Dalam permainan, mereka tampaknya lebih fokus pada aspek fisik, yang memang merupakan keunggulan mereka dengan banyak pemain dari Eropa. Namun, kita perhatikan bahwa koordinasi mereka dalam latihan dan pertandingan masih perlu ditingkatkan," ungkap Hung Dung.
Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa Timnas Indonesia masih belum menunjukkan koordinasi yang efektif dan strategi permainan yang jelas. "Mereka belum mencapai tingkat koordinasi yang dibutuhkan atau memiliki strategi permainan yang terdefinisi dengan baik," tambahnya.
Penulis: Muhamat Sigit
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait