SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Memastikan tumbuh kembang anak, utamanya dalam memastikan pola makan yang baik bagi putra-putrinya merupakan tantangan tersendiri bagi para ibu.
Belum lagi jika terdapat kecenderungan anak enggan atau bahkan menolak makan, atau yang biasa disebut Gerakan Tutup Mulut (GTM).
Lantas bagaimana cara atasi anak yang menolak makan ? dr. Nurita Alami menurutkan, ada kalanya anak berada pada fase tertentu, dimana mereka ogah – ogahan makan dan hanya ingin makan makanan tertentu.
Pada fase ini, biasanya sering terjadi di tahun pertama kehidupan, periode kritis MPASI 6-9 bulan yang berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan.
“Anak yang mengalami GTM akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup sehingga berdampak pada berat badan tidak naik, kekurangan gizi, bahkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak," ungkapnya saat memberikan edukasi asupan gizi, pola makan serta tips bagi anak yang mengalami (GTM) dalam rangkaian Hari Kartini, yang digelar PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Rabu (24/4/2024).
Kegiatan ini melibatkan para pekerja perempuan serta para Ibu dari balita asuh TPS dari Kecamatan Krembangan Surabaya.
Simbolis anak Lulus Stunting oleh Camat Krembangan, Sekretaris Perusahaan TPS dan SVP SDM dan Umum. Foto/TPS
Menurut dr Nurita, dengan pendekatan yang tepat dan pengaturan pola makan yang baik, serta kesabaran dan ketelatenan para Ibu, maka anak – anak bisa mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mengoptimalkan tumbuh kembang mereka.
"Mengatur jadual makan dan membiarkan anak-anak makan sendiri dengan porsi yang mereka inginkan, tidak hanya membentuk kedisiplinan serta mengajarkan anak untuk mandiri, namun juga menciptakan suasana saat makan yang menyenangkan tanpa Ibu harus memaksa anak menghabiskan porsi makan, yang terkadang justru membuat anak trauma untuk makan," imbuh dr Nurita.
Selain edukasi pola makan dan usupan gizi untuk anak, dalam rangka peringatan ulang tahun PT TPS, pada acara ini juga dilaksanakan Lomba Menghias Kue Tart sebanyak 25 kue sesuai usia TPS di tahun 2024 ini.
Lomba diikuti tidak hanya oleh para Kartini TPS, tapi juga para Bunda dari Balita asuh TPS dari Kecamatan Krembangan, bahkan Camat Krembangan Bapak Harun Ismail berkenan ikut serta dalam lomba ini.
Peserta dibagi dalam 25 tim yang masing-masing terdiri dari dua orang. Setiap tim saling berkompetisi untuk menampilkan kreativitas terbaik mereka dalam menghias kue tart, dengan berbagai topiing yang telah disediakan.
Penentuan pemenang lomba berdasarkan kriteria keratifitas dan keindahan, kerapian, kebersihan, serta kekompakan tim.
Sekretaris Perusahaan TPS, Erika A. Palupi mengungkapkan bahwa kreativitas serta kekompakan menjadi salah satu kunci keberhasilan. Tidak hanya di dunia kerja, namun juga di masyarakat.
“Perempuan berdaya adalah perempuan yang dapat mengembangkan dirinya, perempuan yang berdaya cipta, kreatif serta mampu berkolaborasi untuk menggerakan roda perubahan di lingkungan masing-masing," ujarnya.
Eva, salah satu peserta lomba mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi ajang untuk menunjukkan kreativitas dan penyaluran hobby yang selama ini agak kurang tersalurkan karena kesibukannya, baik sebagai pekerja dan ibu.
“Seru dan excited banget, sudah lama gak hias kue seperti ini, apalagi ini rame-rame dengan teman-teman dan ibu-ibu lain. Suka lah pokoknya," ungkap Eva dengan semangat
Kegiatan peringatan hari Kartini ini juga dibarengi dengan kegiatan rutin bulanan untuk pemeriksaan tumbuh kembang balita stunting asuhan TPS di Kecamatan Krembangan , yang merupakan bukti komitmen TPS untuk membantu penuntasan stunting di lingkungan sekitar perusahaan.
Sejak program ini digulirkan pada bulan Juli 2023, TPS sudah berhasil membantu 16 anak hingga dinyatakan bebas stunting, dan saat ini masih ada 11 anak dalam program pembinaan dan pemantauan tumbuh kembangnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait