SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Eri Cahyadi mengambil langkah berani menuju Pilwali Surabaya 2024 dengan mengandalkan daftar prestasi selama tiga tahun kepemimpinannya. Namun, di balik klaim gemilangnya banyak yang menyoroti pencapaian nyata versus retorika belaka.
Di tengah pengumpulan berkas pendaftaran sebagai Bakal Calon Wali Kota di Kantor DPD PAN Surabaya, Eri Cahyadi bersama Wakil Wali Kota Armuji menegaskan prestasi mereka dalam meningkatkan kesejahteraan warga Surabaya.
Klaim penurunan drastis kemiskinan dan angka stunting serta peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memunculkan tanda tanya akan dampak nyata dari program-program tersebut.
Namun, sinyalemen ketidakpuasan masyarakat tidak bisa diabaikan. Prof. Dr. Hotman Siahaan dari Universitas Airlangga (Unair) menyoroti ketidakjelasan dalam melepas tanah surat ijo dan penanganan banjir yang belum optimal.
Guru Besar ini menilai ada ketidakkonsistenan Wali Kota Eri Cahyadi dalam berkata-kata. Ini terbukti dengan perjanjian diatas kertas yang menyatakan bisa melepas tanah surat ijo. Faktanya, hingga saat ini ia tak berani dengan berbagai alasan yang dibuat.
"Mungkin Wali Kota Punya pertimbangan lain, ia sendiri yang tahu," ungkapnya.
Sedangkan, Ryu Choirul Adi Firmansyah dari SEMMI Cabang Surabaya menegaskan bahwa janji pembangunan rusun dan program pendidikan belum memperlihatkan dampak signifikan.
Kritik juga mengarah pada transparansi pengelolaan aset kota yang dianggap kurang oleh masyarakat. Ketidakjelasan ini, menurut Ryu, telah menggerus kepercayaan publik terhadap kepemimpinan Eri Cahyadi.
Dengan sorotan yang semakin tajam terhadap pencapaian dan kredibilitasnya, Eri Cahyadi harus berhadapan dengan tantangan besar untuk membuktikan bahwa ia mampu memberikan transformasi nyata bagi Kota Surabaya, bukan sekadar sekumpulan retorika politik.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait