MN KAHMI Gelar Nobar Film Biopik Lafran Pane di Surabaya, Emil Dardak Hadir

Trisna Eka Adhitya
Emil Dardak menghadiri Nobar Film Biopik Lafran Pane di Surabaya. Foto iNewsSurabaya/trisna

Penayangan serentak film Lafran akan dimulai pada 20 Juni 2024 di berbagai kota besar di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Selain itu, MN KAHMI bekerja sama dengan jejaring bioskop NSC di berbagai kabupaten di Jawa Tengah dan Timur, serta beberapa kabupaten di Sumatra. Film ini juga akan tayang di jaringan Cineplex di berbagai kabupaten di Jawa dan Sulawesi, serta melalui bioskop XXI dan CGV di Kalimantan, Maluku, dan Papua.

Ketua Umum PB HMI periode 2013-2015 ini optimistis film Lafran dapat mencapai target 1 juta penonton dari kader HMI melalui maraton roadshow penayangan khusus di sejumlah daerah. "Film Lafran diharapkan bisa menjadi pemantik bagi pencinta film Indonesia untuk kembali memenuhi bioskop di tengah gempuran film horor," kata Arief.

Sementara itu, Emil Dardak usai nobar menyebut Film Lafran sebagai film yang sangat menginspirasi bagi generasi muda. Ia juga mengajak semua masyarakat untuk menonton Film Lafran. 

"Saya mengajak semua untuk menonton Film Lafran, film yang sangat menginspirasi, sangat tentunya menghibur, memberikan cerita sekelumit cerita bagaimana bangsa ini digerakkan oleh tokoh muda yang luar biasa seperti almarhum Profesor Lafran Pane yang merupakan pahlawan nasional," kata Emil Dardak.

Untuk diketahui sosok Lafran Pane dalam Film Lafran diperankan oleh aktor muda berbakat Dimas Anggara. Film biopik ini mengisahkan tentang sosok aktivis pemuda Islam, Lafran Pane. Lafran dikisahkan tumbuh menjadi pemberontak dan pindah-pindah sekolah, bahkan sempat menjadi petinju jalanan. 

Sementara abangnya, pujangga Sanusi Pane (Aryo Wahab), dan Armijn Pane (Alfie Afandi), mendorong Lafran agar energinya disalurkan dalam bentuk karya.

Saat pendudukan Jepang, Lafran sempat ditahan karena membela para peternak sapi. Ia kemudian dibebaskan setelah ayahnya menebus dengan menyerahkan bus Sibual-buali kepada tentara Jepang. Semasa kuliah di Yogyakarta, Lafran gelisah melihat kaum muslim terpelajar yang terlalu larut dalam pemikiran sekular, dan melupakan ibadah.

Lafran bersama teman-temannya lalu mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 5 Februari 1947, yang kini menjadi organisasi kampus terbesar di Indonesia hingga saat ini banyak melahirkan tokoh pemimpin Indonesia.

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network