Kisah Inspiratif Bandar Judi Besar di Yogyakarta Banting Setir Jadi Pedagang Soto Lamongan Hijroh

Vitrianda Hilba Siregar
Rohaji pemilik sekaligus penjual Soto Lamongan Hijroh yang rasanya maknyus di depan Hotel Tentrem persisnya di Jalan AM Sangaji Yogyakarta. Foto: Tiktok@bagustikus

YOGYAKARTA, iNewsSurabaya.id - Judi online membuat geger negeri ini. Bentuk perjudian yang semakin canggih lewat aplikasi memudahkan orang untuk mencoba permainan haram tersebut.

Berbicara soal judi, ada seorang bandar judi, pengelola usaha judi namun bertobat kini menjadi penjual soto Lamongan. Adalah Rohaji pemilik sekaligus penjual soto Lamongan yang rasanya maknyus.

Rohaji biasa berjualan di depan Hotel Tentrem persisnya di Jalan AM Sangaji Yogyakarta. Rohaji memberi nama tempat usahanya Warung Soto Lamongan Hijroh. Kisah ini dibagikan akun Tiktok@bagustikus.

Tapi siapa mengira awalnya Rohaji pria asal Surbaya adalah bandar besar pengendali bisnis judi di Yogyakarta. Rohaji memulain bisnis haram itu sekitar awal tahun 2000

Bisnis judi yang menguntungkan membuat dia bergelimang harta. Uang sepertinya tak mau jauh darinya. Setiap hari bisnis judi yang dikelolanya selalu menghasilkan keuntungan.

Bisnis judi Rohaji mulai goyang saat Kapolri  Jenderal Polisi (Purn) Sutanto (2005-2008) menabuh genderang perang terhadap praktik judi. Rohaji pun gemetar dengan ultimatum dari Jenderal Sutanto. Rohaji pun akhirnya banting setir meninggalkan bisnis haram itu.

Dengan sisa uang yang masih ada Rohaji pun memulai bisnis kuliner soto Lamongan. Tanpa memiliki pengalaman di dunia kuliner, Rohaji belajar membuat soto dari temannya yang berasal dari Lamongan. Hanya butuh dua hari baginya untuk belajar, dan akhirnya ia memutuskan membuka warung soto yang diberi nama Hijroh.

Menurutnya, kekuatan mental yang ia dapat selama berada di bisnis haram membuatnya berani membuka warung soto meski tidak memiliki pengalaman. Namun, rasa malu sempat ia rasakan saat pertama kali berjualan soto. "Makanya saya setiap hari berpenampilan rapi untuk mengurangi rasa minder," ujarnya.

Pertama kali buka, Rohaji hanya mendapatkan uang Rp20 ribu, tetapi hal itu tidak menyurutkannya untuk tetap berjualan soto. Meskipun hanya belajar membuat soto selama dua hari, rasa soto yang diraciknya memang mantap.

Soto Lamongan Hijroh menawarkan rasa segar dan gurih yang dihasilkan dari penggunaan koya, ciri khas soto Lamongan. Kuah dengan cita rasa rempah yang kuat berpadu sempurna dengan irisan daging ayam kampung, potongan telur ayam rebus, nasi, kobis, dan bihun.

"Banyak pelanggan yang bilang, soto di sini adalah soto Lamongan yang rasanya sama persis seperti di daerah asalnya," kata Rohaji.

 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network