KITAB suci Al-Quran, kalam ilahi yang kandungannya bukan hanya berbicara soal ketuhanan, syariat ibadah, akhlak, dan kemanusiaan, tetapi juga menyentuh aspek ilmu pengetahuan, termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ketika sekolah, lembaga pendidikan formal maupun non-formal, atau pondok pesantren—terutama pesantren tahfidz Al-Quran—memutuskan untuk memasukkan mata pelajaran IPA dalam kurikulumnya, sesungguhnya anak-anak peserta didik sedang belajar Al-Quran. Tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum karena pada hakikatnya semua ilmu berasal dari Allah SWT.
Pelajaran IPA bukan sekadar hafalan atau rumusan angka-angka, tetapi lebih dari itu. Melalui IPA, kita menanamkan kepada anak-anak bahwa mempelajari ilmu ini adalah bagian dari belajar Al-Quran atau bagian dari Tahfidz Al-Quran, karena alam semesta diciptakan oleh Allah.
Ilmu yang sangat tepat untuk memahami rahasia alam dan berupaya mengeksplorasinya demi kemaslahatan manusia dan lingkungannya terdapat dalam Al-Quran, yang difirmankan langsung oleh Allah Sang Maha Pencipta.
Dengan mempelajari IPA, sebenarnya kita sedang mengkaji ayat-ayat Al-Quran. Jika dengan izin Allah ada santri yang kemudian menjadi dokter, ia akan menjadi dokter yang hafidz Al-Quran, dokter yang memahami kandungan Al-Quran.
Begitu juga jika menjadi insinyur, ahli farmasi, arsitek, dan lainnya yang berbasis IPA, ini berarti mereka sedang mengamalkan Al-Quran. Mereka akan selalu menyertakan nilai-nilai Al-Quran dalam setiap pekerjaannya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait