SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) kirim ribuan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) hingga Malaysia. Selain itu, peserta KKN juga disebar di enam Lokasi, diantaranya Surakarta, Surabaya, Tuban, Mojokerto, Gresik.
Dede Nasrullah, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UM Surabaya menjelaskan, tahun ini tercatat ada 1.024 mahasiswa yang menjalankan KKN
Mengusung tema “Action for Greener Future" KKN ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam menerapkan konsep ECO-living.
Dede Nasrullah mengatakan, setidaknya ada 6 kegiatan yang akan diimplementasikan di 4 titik seperti Gresik, Surabaya, Mojokerto dan Tuban .
Pertama Smart Village Development Implementasi teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan desa.
Kedua, Sustainability and Green Economy Program daur ulang dan pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Ketiga, Digital Literacy and Inclusion Pengembangan e-commerce untuk produk lokal desa. Keempat Climate Change Mitigation Pengembangan sistem pertanian berkelanjutan untuk adaptasi iklim.
Kelima, Cultural Heritage and Tourism Promosi pariwisata melalui platform digital dan media sosial dan terakhir education and Skill Development pengembangan perpustakaan digital dan sumber belajar online.
Dede bilang, isu lingkungan menjadi tema yang sangat menarik di tengah kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini.
Untuk itu mahasiswa KKN membawa 17 Inovasi Teknologi Tepat Guna yang akan diterjunkan ke beberapa titik tersebut.
“Harapannya inovasi tepat guna yang dibuat oleh mahasiswa KKN UM Surabaya bisa bermanfaat untuk masyarakat dan memiliki dampak yang besar dalam mengatasi permasalahan yang ada di wilayah tersebut,” ujar Dede, Rabu (24/7).
Dede melanjutkan, pada tahun ini ada beberapa jenis KKN yang bisa diplilih oleh mahasiswa UM Surabaya. Diantaranya KKN Muhammadiyah Aisyiah se-Indonesia yang akan dilakukan di Surakarta, KKN Berdaya digelar di empat Lokasi (Tuban, Mojokerto, Tuban dan Surabaya).
KKN Kemitraan Nasional akan dilakukan di Kuala Lumpur Malaysia dan KKN Learning Expres kerjasama dengan Singapore Polytechnic di sejumlah Kecamatan di Surabaya.
“Tentu dari semua KKN tersebut memiliki kebijakan yang berbeda-beda,” ujar Dede.
Menurut Dede ruang lingkup yang telah ditentukan ini merupakan hasil riset pengumpulan data dan informasi yang dilakukan oleh tim saat melakukan observasi di lokasi KKN.
“Dengan begitu harapannya setiap program akan lebih fokus, terarah dan lebih berdampak,” tegasnya.
Ia juga berharap, mahasiswa yang terjun langsung di masyarakat mampu mengimplementasikan ilmu-ilmunya dan menciptakan inovasi teknologi tepat guna yang dapat diterapkan di masyarakat.
“Keterlibatan mahasiswa harapannya akan menjadi satu langkah strategis untuk menyelesaikan permasalahan secara tuntas yang dilaksanakan bersama masyarakat dengan memerankan masyarakat sebagai pelaku penting untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait