SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Digitalisasi terutama kehadiran artificial intelligent seringkali dinilai menjadi ancaman bagi para perupa maupun pekerja seni.
Namun tidak demikian bagi Dody Harnanto alias Mr D. Seniman sains dan ahli matematika yang berada di bawah naungan Kawoong Innovation ini justru beranggapan kuat bahwa digital adalah tools yang tetap membutuhkan sentuhan rasa, cipta dan karsa manusia.
Mr D mencoba membedah kekuatan digital tersebut dalam berkreativitas saat pameran 'Jelajah Madura' yang digelar di Pendopo Pemkab Bangkalan, Jawa Timur sejak Minggu (28/7/2024) kemarin.
Mr D yang juga menjadi pembicara para acara rangkaian pameran lukisan se-Nusantara ini menjelaskan, bahwa analog digital sebenarnya seperti pisau bermata dua.
Karya seni analog sambung dia, memiliki nilai intrinsik tersendiri. Begitupun pada karya seni rupa. Tekstur, goresan kuas pada lukisan, dan kekayaan suara dari alat musik analog menawarkan pengalaman estetika yang unik, dengan kemajuan teknologi yang ada sekarang sangat sulit dibedakan antara analog dan digital.
Di sisi lain, teknologi digital memang membawa tantangan bagi seni analog. Namun, seni analog tidak akan tergantikan sepenuhnya.
"Keduanya justru bisa saling melengkapi dan berkolaborasi untuk menciptakan bentuk seni yang baru dan inovatif. Masa depan seni mungkin mengarah pada perpaduan harmonis antara analog dan digital," katanya.
Ia menuturkan, musik digital dulu sulit diterima. Akan tetapi, seiring dengan kemajuan zaman, tidak bisa dimungkiri hampir semua menggunakan digital.
"Jadi, teknologi digital membuka peluang baru untuk berekspresi dan berkreasi," papar Mr D.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait