JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Suasana di Dusun Nglerep, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, mendadak tegang. Puluhan warga setempat beramai-ramai mendatangi sebuah warung yang dikenal meresahkan. Warung tersebut dituduh menjual minuman keras (miras) dan kerap menjadi pusat keributan di desa itu.
Warung yang beroperasi dengan kedok menjual kopi dan menyediakan fasilitas karaoke itu sayangnya sudah tutup saat warga tiba. Pemiliknya pun tak tampak di lokasi. Polisi yang mendapat laporan segera tiba untuk menenangkan situasi.
Kepala Dusun Nglerep, Joko Samporno, mengungkapkan bahwa warung tersebut telah beroperasi selama dua tahun dan dicurigai kuat sebagai tempat peredaran miras. Tak hanya itu, warung ini juga dikenal dengan keberadaan perempuan-perempuan berpakaian minim yang kerap membuat warga resah.
"Pemerintah desa sudah berkali-kali menegur pemilik warung ini. Bukan hanya miras, tapi juga ada purel-nya (pemandu karaoke). Anak-anak kecil sampai cerita ke pamong soal perempuan-perempuan seksi di sana," ungkap Joko dengan nada prihatin.
Meski sudah berulang kali ditegur, warung ini terus beroperasi. Bahkan, warga yang melapor lebih memilih menyampaikan keluhan ke perangkat desa daripada langsung ke polisi.
"Saya sudah lima kali datang ke sana saat ada keributan. Sering kali kita tegur, tapi warung itu selalu buka lagi," kata Joko, yang malam itu didampingi oleh Ketua RT setempat.
Keributan yang kerap terjadi di warung tersebut, menurut Joko, umumnya dipicu oleh orang-orang luar desa yang datang untuk minum miras. Dalam keadaan mabuk, mereka sering membuat onar, termasuk memalak warga yang pulang kerja di malam hari hingga pengeroyokan.
"Orang luar habis minum, lalu bikin kacau di kampung sini," tambahnya dengan nada geram.
Baru-baru ini, sebuah peristiwa pengeroyokan terjadi terhadap salah satu warga desa oleh sekelompok orang yang diduga pengunjung warung tersebut. Alih-alih menolong, korban justru dikeroyok oleh empat orang saat jatuh.
Warga yang semakin tidak tahan akhirnya mendesak agar warung milik orang luar desa tersebut segera dibongkar. Mereka menuntut lingkungan yang aman dan nyaman untuk keluarga mereka.
Kapolsek Diwek, Iptu Edy Widoyono, yang datang ke lokasi, mengatakan bahwa ada tiga warung di kawasan tersebut yang dicurigai menjual miras. Polisi telah memasang garis polisi (police line) di sekitar lokasi sebagai langkah antisipasi.
"Warung-warung ini memang dicurigai, dan saat ini kami sudah police line. Besok pagi, pemiliknya akan dipanggil untuk kami berikan peringatan. Warga di sini tidak menginginkan warung miras beroperasi di desa mereka," tegas Iptu Edy di lokasi kejadian.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait