JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Menjelang pendaftaran calon kepala daerah yang dibuka oleh KPU Jombang pada 27 Agustus, suhu politik di Jombang kian memanas. Gelombang ketegangan semakin terasa seiring kemunculan nama-nama besar yang diprediksi bakal bersaing ketat dalam Pilkada 2024.
Di antara kandidat yang diperkirakan akan maju adalah pasangan petahana, Mundjidah Wahab dan Sumrambah, yang telah memimpin Jombang sejak 2018. Namun, persaingan tidak berhenti di sana. Nama-nama lain yang turut meramaikan bursa calon Bupati termasuk Kepala Desa Mojokrapak Warsubi, mantan Ketua Baznas Jombang Didin Ahmad Sholahuddin, mantan Ketua PCNU Salmanudin Yazid, Gus Hans, hingga eks Pj Bupati Jombang, Sugiat.
Sugiat, yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Sulawesi Barat, secara tegas menyatakan siap berpasangan dengan siapa pun dalam Pilkada kali ini, asalkan pasangan tersebut memiliki komitmen kuat. Dalam sebuah pernyataan yang mengguncang, ia menegaskan bahwa ia tidak akan berpasangan dengan orang-orang yang dianggapnya tidak loyal.
"Terkait pasangan saya di Pilkada nanti, ini saya bocorkan sekarang ya, dan boleh ditulis. Saya siap berpasangan dengan siapapun asal bukan mereka yang suka berkhianat dan tidak bisa menjaga komitmen. Catat itu!" ujar Sugiat dengan tegas di hadapan para wartawan.
Namun, Sugiat memilih untuk tidak menjelaskan lebih lanjut siapa saja yang ia anggap sebagai pengkhianat.
"Saya tidak rela Jombang tidak maju. Bukan berarti Jombang sekarang tidak baik, tapi tantangan ke depan sangat luar biasa," tambahnya dengan nada penuh semangat.
Pada Pilkada Jombang ini, Sugiat dengan tegas menyatakan bahwa ia akan maju sebagai calon bupati, bukan sebagai wakil. Partai Gerindra, yang sudah memberikan Kartu Tanda Anggota (KTA) kepada Sugiat, menjadi kendaraan politik yang akan membawanya menuju kursi tertinggi di Jombang. Baliho-baliho dengan wajah Sugiat, berlatar Partai Gerindra dan foto Ketua Umum Prabowo Subianto, kini tersebar di berbagai sudut kota.
"Saya tidak mau kalau bukan Jombang satu. Untuk apa? Saya tidak punya kebijakan di situ. Saya harus jadi Jombang satu! Saya sudah merelakan tiga tahun masa kerja saya sebagai BIN. Ada tidak orang yang berani merelakan tiga tahun masa kerjanya?" tantang Sugiat, seolah menegaskan tekadnya.
Di tengah langkahnya yang ambisius, Sugiat juga telah menjalin komunikasi dengan beberapa partai politik lain, seperti Partai Demokrat dan Golkar, guna membangun koalisi yang solid. Gerindra Jombang, yang memperoleh 8 kursi dalam Pemilu 2024, membutuhkan minimal 10 kursi untuk bisa mengusung calon kepala daerah. Oleh karena itu, koalisi menjadi kunci dalam strategi Sugiat.
"Saat ini saya tetap berkomunikasi dengan DPP partai. Saya sudah berkomunikasi dengan Partai Demokrat dan juga Golkar," jelas pria asal Desa Japanan, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang ini, mengakhiri pernyataannya dengan penuh keyakinan.
Pilkada Jombang 2024 tampaknya akan menjadi arena pertarungan yang sangat sengit. Para calon tidak hanya bersaing dalam hal visi dan misi, tetapi juga dalam menunjukkan siapa yang memiliki komitmen paling kuat untuk memajukan Jombang. Suhu politik yang kian memanas ini menandai dimulainya perjalanan panjang menuju pemilihan yang penuh dengan intrik dan dinamika.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait